MEDAN, Waspada.co.id – Minat warga Indonesia untuk berobat ke luar negeri tetangga setiap tahunnya mencetak angka fantastis. Tak tanggung-tanggung seperti ke Malaysia, sedikitnya 700.000 warga Indonesia dalam setahun berobat ke Malaysia.
Faktor kedekatan geografis maupun biaya yang relatif lebih terjangkau dibanding negara tetangga lain.
Deputy General Manager, Health Tourism Group Marketing KPJ Healthcare Farah Delah Suhaimi menuturkan, jumlah pasien asal Indonesia meningkat selepas pandemi. Semula kurang dari jumlah tersebut.
“Orang Indonesia kebanyakan untuk general check up, kanker, jantung, mengenai endoskopi dan kita lihat juga permintaan bayi tabung,” ujar Farah usai peresmian kerja sama antara Mayoritas Clinic Amerika Serikat dengan KPJ Damansara Specialist Hospital 2, Sabtu (16/2) lalu.
Dikatakan, kebanyakan orang Indonesia yang berobat sekaligus berwisata ke Malaysia berasal dari Medan, Jakarta, dan Surabaya. Lainnya ada yang dari Batam, Pekanbaru, Sumatera.
Sementara untuk ke Rumah Sakit yang ada di bawah KPJ yang sebanyak 29 rumah sakit tersebut, warga Indonesia yang terserap berobat hanya sepuluh persennya.
“Khususnya ke Penang itu dalam sehari bisa bolak balik Malaysia Indonesia. Untuk medical check up ya memang, kalau orang Sumatera itu kalau datang ke Malaysia itu datang paginya, pulangnya sore petang atau malam kalau sebab Indonesia tuh begitu dekat sekali ya. Jadi tidak perlu bolak-balik untuk berobat ke Malaysia,” tuturnya.
Ditanya proyeksi 2024, Farah justru enggan menargetkan peningkatan jumlah. Pihaknya malah berharap warga Indonesia sehat.
“Sebenarnya kita tidak meletakkan target, kalau bisa tidak perlu lagi sakit. Kita mau semuanya sehat-sehat tapi yang penting bagi kita adalah sekarang selepas dibuka border pada tahun 2022 kemarin kita mau pasien kita sembuh datang ke Malaysia,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut pihaknya hanya ingin menyampaikan sebanyak mungkin informasi terkait berobat ke Malaysia.
“Tolong dapatkan informasi dulu di rumah sakit yang mana, dokter yang mana, rawatan bagaimana. Kita tidak mau pasien-pasien kita datang tidak tahu kemana mau pergi,” ucapnya.
Tentang kolaborasi KPJ Damansara Specialist Hospital 1 dan 2 dengan Mayo Clinic Amerika untuk berkolaborasi terlebih untuk penyakit yang butuh perawatan lanjutan yang komplikasi.
“Pasien Indonesia tidak perlu ke Amerika untuk berobat menggunakan teknologi dari Amerika. Kita lihat kolaborasi pasti Insyaallah ya kita akan kembangkan ke rumah sakit yang lain dengan teknologi yang lebih canggih yang bisa membantu pasien dari Indonesia dan seluruh negara,” ujarnya.
Adapun pada peresmian kerjasama tersebut dihadiri oleh Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad dan Presiden dan Direktur Pelaksana KPJ Healthcare Chin Keat Chyuan.
Dengan adanya kerja sama tersebut menurut Menteri Kesehatan Malaysia akan semakin menguatkan perkembangan medical tourism di Malaysia. Sementara Chin Keat Chyuan mengatakan kerjasama dengan Mayoritas Clinic merupakan momen bersejarah bagi KPJ karena mereka menjadi penyedia
layanan kesehatan pertama dan satu-satunya di Malaysia yang menjadi anggota Mayo Clinic Care Network.
“Hal ini menandakan lompatan besar bagi kami menuju keunggulan layanan kesehatan karena kami terus menemukan cara inovatif untuk melayani pasien kami dengan lebih baik,” ucapnya. (wol/ari/d1)
Discussion about this post