P.SIANTAR, Waspada.co.id – Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA menerima Penghargaan Terbaik 1 Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Tahun 2024.
PPD disertakan oleh Pj Gubernur Sumut Hassanudin di acara pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumut Tahun 2025 di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Kapten Maulana Lubis Medan, Jumat (8/3).
Ditemui usai acara, dr Susanti mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Pematangsiantar atas dukungannya sehingga Kota Pematangsiantar dapat meraih prestasi tersebut.
“Tentunya hal ini menambah motivasi dan semangat untuk terus memajukan Kota Pematangsiantar,” sebut dr Susanti.
Tidak lupa, dr Susanti mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur Sumut Hassanudin atas penghargaan terbaik 1 PPD Tahun 2024 yang diberikan kepada Kota Pematangsiantar.
Sebelumnya, saat menuju lokasi Musrenbang di Hotel Santika Dyandra Medan, Hassanudin yang mengenakan pakaian adat Toba, naik becak bersama para bupati/wali kota se-Sumu. Sementara dr Susantimengenakan pakaian adat Simalungun yang didominasi warna cokelat.
Rombongan bergerak dari rumah dinas Gubernur yang berada di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan.
Hassanudin dalam sambutannya menyampaikan akan terus memperkuat hilirisasi dan kewirausahaan tahun 2025. Kedua hal tersebut diyakini dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Sumut.
Menurutnya, saat ini perekonomian Sumut belum cukup kuat, karena masih ditopang sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Sumut 23,57%, perdagangan 19,23% dan industri 18,1%.
“Tantangan Sumut ke depannya adalah memperkuat struktur ekonomi melalui transformasi struktural dengan jalur hilirisasi, sehingga ke depan perekonomian kita berciri industri pengelolaan berbasis pertanian,” kata Hassanudin.
Sektor kewirausahaan di Sumut, menurut Hassanudin, masih didominasi pelaku UMKM sekitar 98,87%. Sedangkan kategori usaha menengah dan besar masih 1,12%. Hanya saja, besarnya jumlah UMKM tidak disertai kontribusi besar pada perekonomian, karena baru mencapai 46,51%.
“Masih rendahnya produktivitas UMKM tidak terlepas dari persoalan seperti rendahnya akses permodalan, pemasaran, dan kualitas SDM, serta terkait teknologi,” kata Hassanudin.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumut Alfi Syahriza mengatakan, Musrembang menjadi forum diskusi untuk penyelarasan program pemerintah. Sehingga pembangunan yang dilakukan selaras antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Ini bukan kegiatan seremoni, kita menyelaraskan program-program pembangunan di tahun 2025. Sehingga apa yang kita cita-citakan bersama tercapai,” kata Alfi Syahriza. (wol/azr)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post