BINJAI, Waspada.co.id – Proses seleksi Direktur PDAM Tirtasari Kota Binjai periode 2024-2029 yang sebelumnya diikuti empat peserta kini telah finish. Diketahui dari sisa tiga peserta yang mengikuti seleksi akhir, Ashari ST terpilih dan dikabarkan telah dilantik baru-baru ini.
Ashari ST diketahui memperoleh nilai tertinggi sebanyak 75,91 berdasarkan pengumuman hasil seleksi akademik, psikotest dan wawancara calon Dirut PDAM Tirtasari Kota Binjai periode 2024-2029 nomor : 550 – 258/B.PERKOSADA/1/2024.
Sementara dua peserta lain yaitu Herry Dani SE,M,AB dengan nilai 66,84 dan Zul Umri S.Sos sebesar 66,26.
Hasil seleksi Dirut PDAM Kota Binjai ini sempat diprotes sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Konsorsium Mahasiswa Bersatu Kota Binjai (KOMBATAN Binjai) hingga berujung aksi unjuk rasa damai di depan balai kota, 30 Januari 2024 lalu.
Orator aksi Tengku Ibrahim Bazhier, menganggap proses seleksi Dirut PDAM Tirtasari tak transparan dan penetapan hasilnya diduga cacat hukum.
Sebab menurutnya, Ashari ST diduga tak memenuhi syarat saat proses penjaringan kualifikasi seleksi berkas persyaratan calon Direktur PDAM Tirtasari Binjai. Ada dua poin jadi sorotan.
“Pertama terkait kualifikasi pengalaman kerja minimal lima tahun di bidang managerial perusahaan berbadan hukum dan pernah memimpin tim. Lalu soal kepemilikan sertifikat management air dari dalam negeri yang terakreditasi,” beber Ibrahim, via seluler, kepada wartawan Kamis (8/2).
Hal itu disebutnya jadi suatu kejanggalan bagi Konsorsium Mahasiswa Bersatu Kota Binjai dan pantas untuk dipertanyakan.
“Masih ada kejanggalan bagi kami karena tak ada keterbukaan publik terkait penetapan Dirut PDAM Tirta Sari. Kami akan menggelar unjuk rasa di depan kantor PDAM Binjai pada Senin 12 Februari 2024 mendatang,” ungkapnya.
Hal ini juga dikritisi Nofrizal, aktivis yang juga tergabung dalam KOMBATAN. Mantan Ketua HMI Binjai itu menyayangkan hasil penetapan Dirut PDAM Tirtasari Binjai karena diduga cacat secara prosedural.
“Saat aksi 30 Januari 2024 lalu kita meminta transparansi. Maka kita mendesak agar Panitia Pelaksana (Pansel) berani membuka kembali berkas para calon Dirut agar mematahkan kecurigaan mahasiswa dan masyarakat,” ketusnya.
Ade Rinaldy Tanjung yang juga mantan aktivis mahasiswa juga mendesak transparansi penetapan Dirut PDAM Binjai yang saat ini terframing dugaan cacat hukum di publik.
Ade yang juga pemerhati sosial, dan hukum itu menilai pelantikan dan pengambilan sumpah Dirut PDAM Tirta Sari Binjai yang tertuang dalam surat nomor : 100.3.4.3-1187, tertanggal 7 februari 2024, dan ditandatangani Sekdako Binjai H. Irwansyah Nasution S.Sos, terkesan dipaksakan.
“Beredarnya surat itu pun jadi tanda tanya bagi khalayak publik. Mahasiswa dan masyarakat menilai pelantikan dan pengambilan sumpah tersebut terkesan dipaksakan,” ucap dia.(wol/rid/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post