LHOKSUKON, Waspada.co.id – Pengelolaan beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) khusunya di Aceh Utara menjadi sorotan publik.
Pasalnya, ada dugaan penggelapan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hal itu terungkap berdasarkan pengakuan salah seorang wali murid Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, bahwa anaknya hampir menjadi korban penggelapan dana beasiswa tersebut.
“Saya langsung mengajukan komplain ke pihak sekolah dan tak lama setelah itu, mereka datang ke rumah untuk mengembalikan uang tersebut. Jika saya tidak komplain, kemungkinan uang itu sudah digelapkan,” ungkapnya dikutip dari Analisaaceh.com.
Salah seorang tokoh masyarakat Langkahan yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan kepada wartawan Waspada Online, Selasa (13/8) bahwa praktek semacam itu tidak hanya terjadi di SMAN 1 Langkahan saja, akan tetapi juga terjadi di sekolah-sekolah lain.
“Coba kamu telusuri ke sekolah-sekolah lain pasti ada praktik semacam itu, karena beberapa waktu yang lalu ada wali murid dari SMPN 3 Langkahan yang mengadu kepada saya bahwa anaknya juga menjadi korban penggelapan beasiswa PIP oleh oknum di sekolah tersebut,” sarannya.
Tokoh masyarakat tersebut meminta kepada aparat penegak hukum supaya memproses oknum-oknum yang melakukan praktik semacam itu, karena sangat merugikan masyarakat miskin.
“Mudah-mudahan penegak hukum mendalami kasus ini, supaya terungkap semua, saya sangat yakin pasti ada korban lain yang belum terungkap,” harapnya.
Wartawan Waspada Online.co juga mencoba mewawancarai salah seorang wali murid SMPN 3 Langkahan yang menjadi korban, tetapi yang bersangkutan tidak bersedia diambil keterangannya.
“Jangan bang, saya sudah berdamai dengan pelaku dan uangnya sudah dibayar, coba konfirmasi ke korban yang lain apakah sudah dibayar karena kemaren ada korban lain juga,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 3 Langkahan Sudikan S.Pd membenarkan bahwa telah terjadi penarikan dan penggelapan beasiswa PIP oleh oknum operator di sekolah yang ia pimpin.
“Benar kejadian tersebut terjadi di sekolah kami, operator itu sekarang sudah tidak lagi bekerja di sekolah kami karena sudah dimutasi beberapa waktu lalu,” ujarnya
Sudikan menjelaskan pelaku saat bekerja di SMPN 3 Langkahan mengumpulkan semua Anjungan Tunai Mandiri (ATM) para siswa penerima beasiswa PIP, lalu ketika ia dimutasi tidak diserahkan semua ATM penerima beasiswa kepada pihak sekolah.
“Dia menyisakan tiga ATM siswa, lalu saat mengetahui beasiswa itu sudah cair langsung dia tarik semua, senilai Rp1.800.000 per siswa, sudah kami cek CCTV ATM bahwa benar dia pelakunya,” katanya.
Sudikan waktu itu juga menyarankan kepada wali murid yang menjadi korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib, pihaknya tidak bisa memproses masalah itu karena pelaku tidak lagi bekerja di sekolah yang ia pimpin.
“Tetapi mareka memilih untuk menyelesaikan secara kekeluargaan, sepakat untuk berdamai dan pelaku sudah membayar,” tutupnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin S.Sos M.Pd mengatakan akan memberi sanksi kepada oknum-oknum yang bermain dengan dana beasiswa tersebut.
“Kita tidak mentolerir setiap upaya yang merugikan siswa dan akan kita beri sanksi bila ada oknum yang bermain di beasiswa PIP,” tutupnya. (wol/jal/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post