KUALANAMU, Waspada.co.id– Ada banyak manfaat ekonomi dibangunnya bandara internasional di sebuah daerah. Seperti Bandara Kualanamu di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), yang telah mangakselerasi pembangunan di sekitar wilayah bandara.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, menilai bukan hanya perhotelan yang tumbuh, jasa kuliner, transportasi, bahkan komplek rumah hunian juga berkembang pesat di sekitar wilayah Bandara Kualanamu.
“Di sisi lainnya, pembangunan Bandara Internasional Kualanamu juga memberikan manfaat besar bagi ekonomi Sumut secara keseluruhan. Seperti akses masyarakat internasional terhadap tempat tujuan wisata di Sumut menjadi lebih mudah,” ungkapnya, Minggu (16/6).
Tidak hanya itu, promosi potensi industri maupun ekonomi di Sumut juga menjadi lebih mudah. Hingga pendapatan asli daerah yang meningkat seiring kehadiran Bandara Internasional Kualanamu.
“Ada banyak manfaat ekonomi yang bisa didapatkan dari kehadiran bandara internasional di suatu wilayah. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana semua pemangku kebijakan maupun stakeholder memanfaatkan kehadiran Bandara Kualanamu dalam mendongkrak kinerja ekonomi di Sumut,” jelasnya.
Bandara Kualanamu sebagai pintu masuk Sumut punya pengaruh besar dalam mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumut.
Berdasarkan data yang diperoleh Gunawan, menunjukan bahwa sejak Bandara Kualanamu dibuka pada Juli 2013, pertumbuhan ekonomi Sumut memang belum pernah mampu mencapai angka pertumbuhan 6.01 persen di 2013.
“Bahkan ekonomi Sumut hanya mampu tumbuh 5.23 persen di 2014. Di mana pada tahun yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan operasional Bandara Kualanamu,” ungkap Gunawan.
Dan di tahun setelahnya hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi di Sumut bahkan masih lebih rendah dari capaian pertumbuhan ekonomi di 2014.
“Dan bukan dikarenakan oleh kehadiran Bandara Kualanamu lantas pertumbuhan ekonomi menjadi lebih lambat. Namun, dinamika ekonomi global yang tidak berpihak sehingga memaksa kontribusi Bandara Kualanamu untuk akselerasi ekonomi menjadi tertahan,”ucapnya.
“Dan perlambatan ekonomi di Sumut sejak 2014 juga dipicu oleh memburuknya harga komoditas energi dunia yang memukul pertumbuhan ekonomi di Sumut,” pungkasnya. (wol/eko/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post