RANTAUPRAPAT, Waspada.co.id – Belanja modal pengadaan ebook, video book, perangkat spot baca, video profil dan website senilai Rp816.660.000 yang direalisasikan untuk pengadaan dan pemasangan perangkat spot baca di 75 titik se-Kabupaten Labuhanbatu, patut dipertanyakan.
Perangkat spot baca yang dibelanjakan pakai Dana Alokasi Umum (DAU) Pendidikan Sub Bidang Perpustakaan Tahun 2024 itu, tidak dapat ditemukan di kantor UPT Samsat Rantauprapat maupun di tempat umum lainnya, seperti di swalayan Berastagi.
Penelusuran wartawan, Rabu (15/1) ke SMP Negeri 1 Rantau Selatan dan SMP Negeri 2 Kecamatan Bilah Barat, mendapati perangkat spot baca dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2024 telah tersedia di perpustakaan sekolah tersebut.
Seorang wanita guru bahasa Indonesia yang menyambut kedatangan wartawan di SMP Negeri 2 Kecamatan Bilah Barat, menceritakan perangkat spot baca itu diterima oleh guru perwakilan SMP Negeri 2 Kecamatan Bilah Barat dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu di Rantauprapat.
Katanya, barcode spot baca itu berisi buku pelajaran bahasa indonesia dan buku umum yang dapat diakses menggunakan android atau smartphone. Namun, jaringan internet yang tidak baik di sekolah yang terletak di ujung Labuhanbatu berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara itu, menjadi kendala dalam penggunaannya.
“Di sini jaringan (internet) payah. Kami download lah satu per satu untuk anak-anak,” katanya.
Pengamatan wartawan, perangkat spot baca itu berupa barcode yang ditempel di atas permukaan yang berbahan triplek, lalu dilapisi sampul plastik dan pada bagian kaki dibuat penyangga, sehingga perangkat itu terpasang berdiri di perpustakaan sekolah.
“Iya. Dari triplek kayaknya,” kata guru tersebut menyahuti wartawan.
Akan tetapi, perangkat spot baca sejenis yang katanya juga diletakkan di tempat-tempat umum seperti swalayan Berastagi dan Rantauprapat, kantor Sekdakab Labuhanbatu, dan kantor UPT Samsat Rantauprapat, tidak dapat ditemukan.
Dua orang petugas keamanan di pintu masuk kantor UPT Samsat Rantauprapat yang ditemui Rabu (15/01) pagi, mengatakan tidak ada perangkat spot baca dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu di kantor itu.
“Tidak ada di sini kalau barcode dari Dinas Perpustakaan. Kalau barcode yang punya Polri ada,” kata dua orang security itu kompak.
Guna memastikan, wartawan mencoba konfirmasi langsung kepada Kasubag Tata Usaha (KTU) UPT Samsat Rantauprapat, Othman Hadianto pada Kamis (16/01) pagi. Ia menjelaskan, pihak Dinas Perpustakaan baru akan menyerahkan perangkat Spot Baca yang dimaksud.
“Kata Bu Faoma semalam mau diantarnya, kutunggu-tunggu, jam 2 jam 3 gak ada ya pulanglah kami. Ku telepon lagi pagi ini, katanya mau diantarnya, tapi sampai sekarang tidak ada,” jelasnya.
Begitu pun Security Berastagi Supermarket Rantauprapat yang ditemui di pintu masuk swalayan. Ia juga mengakui tidak pernah melihat barcode perangkat spot baca dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Labuhanbatu.
“Tidak ada bang. Iya tidak ada,” katanya bingung.
Kabid Pembinaan SDM, Kelembagaan, dan Teknologi Informasi Perpustakaan Faoma Liana Dachi, AP, yang juga Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pengadaan itu, kepada wartawan Senin (14/01/25) kemarin mengatakan, selain di seluruh SMP se-Kabupaten Labuhanbatu, perangkat spot baca itu juga dipasang di tempat-tempat umum seperti di kantor UPT Samsat Rantauprapat swalayan Berastagi dan Suzuya Rantauprapat.
“Tidak SMP semua. Ada di tempat-tempat umum yang kita adakan. Contohnya kayak Sekdakab sendiri, kemudian Samsat, kemudian swalayan, kayak Berastagi atau Suzuya. Dia sifatnya pinjam pakai sebenarnya itu. Jadi barangnya kita yang adakan, mereka meletakkan spot baca itu disitu,” katanya. (wol/ndi)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post