MEDAN, Waspada.co.id – DPD Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) Sumatera Utara (Sumut) menggelar Pelatihan Audit Berbasis Resiko kepada insan BPR/BPRS, di Hotel Grand Central Premier, Jalan Merak Jingga, Kamis (16/5).
Kegiatan pelatihan ini dibuka langsung oleh Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Provinsi Sumut, Wan Nuzul Fachri. Dalam sambutannya, Wan Nuzul menilai, program kerja Perbarindo ini dilaksanakan dalam rangka efektivitas pengendalian resiko dan penerapan tata kelola yang baik.
Menurut Wan Nuzul, BPR/BPRS sudah semestinya responsif atas perkembangan industri BPR/BPRS yang dinamis dan menuntut agar tetap sustain dalam operasionalnya dan harus diiringi penguatan pada espek manajemen risiko.
“Risiko digunakan oleh auditor dan manajemen untuk menyatakan perhatian mereka tentang dampak yang mungkin terjadi atas lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian,” kata Wan Nuzul.
Wan Nuzul berharap dengan digelarnya pelatihan ini dapat mengurangi suprising event yang negatif antara fraud dan risiko likuiditas serta risiko operasional akibat lemahnya manajemen risiko yang tentunya berdampak pada kinerja BPR/BPRS.
“OJK menyambut baik atas kesadaran BPR/BPRS dalam menerapkan metodologi audit yang dapat dijalankan oleh auditor intern dalam pelaksanan auditnya,” sebut Wan.
Wan Nuzul menambahkan, seiring dengan perkembangan teknologi data dan analitis, auditor internal diharapkan dapat melihat persoalan ini dan menjadikan sebagai early warning system bagi perusahaan dan manajemen.
“Kami berharap BPR/BPRS dapat lebih tumbuh lagi di tahun 2024, terutama BPR/BPRS dibawah pengawasan OJK Sumut,” pungkasnya.
Ketua Perbarindo Sumut, Hardey Sabar Silaban menyampaikan, bahwa kegiatan ini akan berlangsung selama satu hari dan menghadirkan narasumber Ir.Zinsari, M.M, MBA dari Pengurus DPP Perbarindo.
“Pelatihan kali ini diikuti oleh 34 BPR, terdiri dari 32 BPR dari Sumut, dan sisanya dari BPR Aceh dan Riau. Dan pesertanya sebanyak 53 orang,” kata Herdey.
Sementara itu, Sekretaris Perbarindo Sumut, Mery Sulianty Sitanggang mengatakan bahwa konsep audit berbasis risiko bertujuan untuk menguji efektifitas pengendalian risiko dan penerapan tata kelola.
“Pelaksanaan audit menjadi lebih efisien dan tepat sasaran, karena mengacu pada prioritas risiko yang dihadapi BPR/BPRS sehingga memungkinkan BPR/BPRS bilamana diperlukan alokasi sumber daya agar menjadi lebih efektif dan efisien,” imbuhnya.
Dari yang 53 ada 8 peserta Direksi dan sisanya Pejabat Eksekutif, ujar Hisar Sitanggang selaku KaBiro Pendidikan. Turut hadir dalam pembukaan kegiatan ini Pengurus Perbarindo Sumut lainnya, Sudirman, Rezki, Mateus, John. (wol/man/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post