MEDAN, Waspada.co.id – Majelis Hukama Muslimin (MHM) dari Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, telah menyelesaikan Safari Ramadan 1446 H di Sumatera Utara pada hari Minggu, 23 Maret 2025.
Dalam laporan di bagian kedua ini, dua ulama terkemuka, Syaikh Dr. Emad Abdelnaby Mahmoad Abdelnaby, Lc, MA dan Syaikh Adel Mahmoud Muhammad Ali, Lc, menyampaikan risalah Azhar yang mendalam tentang Islam dan Akhlak Mulia, mengisi 10 malam terakhir Ramadan, Nuzul Quran dan semangat menuntut ilmu, motivasi untuk santri, tiga pesan untuk santri penghafal Al-Quran, serta risalah perdamaian.
Islam dan Akhlak Mulia
Pada Rabu, 19 Maret 2025, di Masjid Ridwan, Pematangsiantar, Dr. Emad menyampaikan risalah Azhar tentang Islam dan Akhlak Mulia. Beliau menekankan bahwa semua rukun Islam tidak terlepas dari akhlak mulia: Syahadat. Bersaksi bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Kasih dan Sayang, dan Nabi Muhammad diutus untuk menebarkan kasih sayang.
Salat yang benar mencegah segala kejahatan dan kemungkaran. Puasa tidak hanya menahan lapar, tetapi juga menahan amarah dan segala bentuk kemaksiatan. Haji yang benar melahirkan ketakwaan, menjauhi perbuatan fasik, rafats, dan perdebatan kusir. Zakat membangun solidaritas.
Menurut penerjemah, “Islam adalah akhlak, akhlak mulia bersumber dari Allah Yang Maha Pencipta. Akhlak dan Khalik adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Akhlak yang benar hanya dapat terwujud jika manusia beriman kepada Allah Al-Khalik.”
Sebelum acara dimulai, tim safari Ramadan dijamu berbuka puasa oleh Wakil Wali Kota Pematang Siantar, Hj. Herlina, di rumah dinas. Hadir pula para pejabat wali kota dan Kepala Kementerian Agama Pematang Siantar, Dr. Al-Ahyu, MA, beserta rombongan.
10 Malam Terakhir Penuh Semangat
Pada Kamis, 20 Maret 2025, di Serdang Bedagai, tim Safari Ramadan MHM disambut oleh Dr. Zulkifli Sitorus, MA. Di Masjid Agung yang megah, Dr. Emad menyampaikan risalah Azhar tentang mengisi 10 malam terakhir Ramadan.
Menurut penerjemah bahwa Lailatul Qadar, menurut Alquran, memiliki dua makna: Pertama, menurunkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan QS al-Qadr. Kedua, mengisi amal di 10 malam terakhir Ramadan berdasarkan hadis Nabi. Hal ini berdasarkan hadis nabi. Pahala keduanya lebih dari 1000 bulan.
Ciri-ciri mendapatkan Lailatul Qadar, berdasarkan QS Al-Qadr, adalah didukung malaikat, diridai Allah di dunia dan akhirat, serta hati yang damai. Cara meraihnya adalah dengan membaca Al-Quran, memperbanyak zikir, bertaubat, dan berdoa. Salah satu doa yang dianjurkan adalah memohon ampunan (afw), karena Allah menyukai pemaaf.
Selain itu, untuk meraih kedamaian hati, kita harus memaafkan diri sendiri, orang tua, dan orang lain. Nabi bersabda, “Jalinlah hubungan dengan orang yang memutusmu, maafkanlah orang yang menzalimimu.”
Nuzul Quran dan Semangat Menuntut Ilmu
Pada Jumat, 21 Maret 2025, di Kantor Kemenag Deliserdang, Sumatera Utara, Dr. Emad menyampaikan risalah Azhar tentang semangat menuntut ilmu dari peristiwa Nuzul Quran. Di Mesir, Nuzul Quran diperingati pada tanggal 27 Ramadan, bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, karena Al-Quran diturunkan dalam tiga tahap: Pertama, dari Allah ke Lauh Mahfudz (QS Al-Buruj 21-22) pada malam Lailatul Qadar (QS Al-Qadr). Kedua, dari Lauh Mahfudz ke Samai Dunya. Ketiga, dari Samai Dunya kepada Nabi Muhammad secara bertahap, dimulai dengan peristiwa Iqra di Gua Hira pada tanggal 17 Ramadan.
Membaca menjadi pesan pertama dalam Islam, karena semua kebaikan dimulai dari ilmu pengetahuan. Hadir dalam acara ini Kepala Kantor Kemenag Deli Serdang, Dr. Sarifuddin Daulay, beserta jajarannya dan masyarakat sekitar. Acara ditutup dengan pemberian buku Tafsir Inspirasi berbahasa Inggris dan Terjemah Tafsir Syarawi kepada Kakan Kemenag dan BKM masjid.
Tiga Pesan untuk Santri Penghafal Al-Quran
Di Pesantren Tahfidz Hidayatullah Tanjung Morawa, pada Jumat, 21 Maret 2025, Dr. Emad menyampaikan tiga pesan: Pertama, Ishlah Niat: Perbaiki niat. Hafal dan amalkan Al-Quran karena Allah. Penghafal Al-Quran yang sombong akan masuk neraka. Kedua, Ikat Janji dengan Al-Quran. Jangan pernah melepaskan diri dari Al-Quran. Baca, hafal, dan amalkan. Para sahabat selalu mengulang (murajaah) hafalan mereka. Ketiga, Nuthqul Quran: Baca Al-Quran sesuai dengan makharijul hurufnya. Bacaan yang benar lebih penting dari menghafal. Beliau menekankan bahwa para santri adalah sebaik-baik manusia karena mereka adalah guru dan siswa Alquran.
Fath Makkah dan Risalah Perdamaian
Pada Sabtu, 22 Maret 2025, di Masjid Lahmuddin, Dr. Emad menyampaikan tausiyah tentang Fath Makkah dan Risalah Perdamaian. Tausiyah ini dihadiri oleh Kakan Kemenag Medan, Dr. Impun Siregar, MM, beserta jajarannya dan masyarakat sekitar. Ini adalah risalah Azhar terakhir dalam Safari Ramadan.
Beliau mengisahkan peristiwa Fath Makkah, di mana Nabi Muhammad SAW tidak membalas dendam kepada musuh-musuhnya, tetapi justru menebarkan kasih sayang. Nabi bersabda, “Hari ini adalah hari kasih sayang. Tidak ada dendam hari ini. Kalian adalah saudara yang baik dari keluarga yang baik. Pulanglah kalian semua, merdeka.”
Beliau menekankan bahwa Islam mengajarkan perdamaian, baik saat kuat maupun lemah. Ramadhan mengajarkan kemenangan dengan lima hal: tsabat (keteguhan), zikir, taat, persatuan, dan sabar.
Distribusi Buku, Kunjungan Pesantren, dan Harapan Masyarakat
Selama kegiatan Safari Ramadan, Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Indonesia Sumatera Utara (OIAAISU) bekerja sama dengan Lembaga Inspirasi Alquran (LIA-YDIA) mendistribusikan buku Terjemah Tafsir Syarawi Juz 30 dan Tafsir Inspirasi berbahasa Inggris. Buku-buku ini, yang merupakan karya Safir Al-Azhar OIAAISU dan Prof. Dr. Zainal Arifin, dibagikan kepada peserta yang aktif bertanya, perwakilan Kementerian Agama setempat, dan Badan Kemakmuran Masjid (BKM).
Selain itu, kedua syekh dari Al-Azhar juga mengunjungi Pesantren Raudhah Hasanah dan Mawaridussalam. Mereka merasa betah dan sangat senang berada di lingkungan pesantren. Masyarakat Sumatera Utara, khususnya komunitas pesantren, sangat mengharapkan kehadiran ulama Timur Tengah, terutama dari Al-Azhar, untuk menetap selama satu atau dua tahun. Harapan ini didasari keinginan kuat untuk mentransfer ilmu bahasa Arab, Islam, dan Al-Quran secara baik dan benar.
Pada hari Ahad, 23 Maret 2025, di Bandara Kualanamu, Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kementerian Agama Sumatera Utara menyampaikan ucapan perpisahan kepada kedua syekh: “Selamat jalan, para tuan guru yang mulia. Semoga Allah memberikan kebaikan kepada kita semua dan mempertemukan kita dengan Lailatul Qadar. Semoga kalian kembali ke Mesir dalam keadaan bahagia. Amin.” (wol/ari/d1)
Discussion about this post