JAKARTA, Waspada.co.id – Tim Indonesia U-17 bakal menjalani persaingan pertamanya pada Piala Asia U-17 di Jeddah, Arab Saudi pada Jumat (4/4) menghadapi Korea Selatan. Indonesia tergabung dalam Grup C bersama Korea Selatan, Yaman, dan Afghanistan. Korea Selatan menjadi lawan pembuka buat Indonesia.
Tim U-17 Indonesia yang ditangani pelatih Nova Arianto tidak bisa berleha-leha menatap event ini. Soalnya, taget lumayan tinggi dicanangkan PSSI terhadap tim ini, yaitu lolos Piala Dunia U-17/2025 di Qatar, November mendatang. Bukan main-main toh!
“Pertanyaannya, sanggupkah target itu dicapai Matthew Baker dkk? Untuk dapat meraih tiket atau lolos Piala Dunia U-17, maka Indonesia harus masuk dalam jajaran 8 Besar! Nah, itu berarti Indonesia harus lolos dari persaingan grup. Minimal tampil sebagi runner-up grup,” jelas Pengamat Sepakbola Nasional, Ronny Tanuwijaya, Jumat (4/4).
Dikatakan, PSSI ingin Indonesia kembali bermain di Piala Dunia U-17 setelah pada tahun 2023 tim Indonesia untuk pertama kalinya lolos dalam event akbar tersebut sebagai tuan rumah. Sebagai pengingat, Indonesia yang gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, mendapat “hadiah” pengganti dari FIFA berupa penunjukkan tuan rumah Piala Dunia U-17.
Tampil pertama kalinya, saat itu Indonesia langsung menjadi tim unggulan. Indonesia tergabung di Grup A bersama Maroko, Panama, dan Ekuador. Indonesia gagal melangkah ke babak kedua usai menempati peringkat ketiga di bawah Maroko dan Ekuador. Dari tiga pertandingan yang dimainkan Arkhan Kaka dkk mencatat 2 kali seri, 1 kali kalah.
Target lolos ke Piala Dunia U-17 di Qatar, November 20205 yang dicanangkan PSSI pastinya sudah dikalkulasi. Minimal Indonesia bisa menempati peringkat kedua grup. Lantas bagaimana hitung-hitungannya?
Bisakah Indonesia melewati hadangan pertama lawan Korea?
Mendengar nama Korea Selatan bayangan pun langsung tertuju pada kekuatan tim dari Negeri Ginseng ini. Korea Selatan merupakan salah satu negara terkuat Asia Timur. Bersama Jepang, Korea Selatan adalah tim yang sudah mendunia. Bukan cuma di level senior, di kelompok umur pun Korea Selatan bisa dibilang “Raja Asia”.
“Di kancah persaingan tim-tim U-17 Korea Selatan pernah mencatatkan tinta emas pada Piala Asia U-17 saat mereka meraih juara pada episode 1986 dan 2002. Secara keseluruhan, sejak 1985 Korea Selatan telah 15 kali tampil di Piala Asia U-17. Dari jumlah itu, selain pernah dua kali juara, mereka juga mencatat tiga kali sebagai runner-up masing-masing 2008, 2014, dan 2023,” tegas Pria yang akrab disapa Rotan.
Di atas kertas, sulit buat Indonesia menaklukkan Korea. Namun, dalam sepakbola selalu ada harapan. Indonesia memang tidak diunggulkan dalam laga pembuka ini. Tapi, tak berarti tak bisa buat kejutan. Sebagai tim yang mungkin saja akan diremehkan Korea, Indonesia punya keuntungan tersendiri sebagai “underdog”. Bukan tidak mungkin Indonesia akan menyulitkan Korea.
Kalau saja Indonesia bisa bermain seri, menurut saya, sudah bagus. Satu poin dari laga perdana akan sangat berharga. Ini akan menjadi modal yang baik guna menghadapi laga berikutnya melawan Yaman (7 April) dan Afghanistan (10 April).
Lawan Yaman peluang menang Indonesia lebih besar. Tidak ada cerita. Laga ini harus dimenangkan Indonesia. Apalagi jika gagal meraih nilai dari Korea. Agar kans lolos tetap terbuka, Indonesia harus menang.
Di atas kertas Yaman akan bisa diatasi, walaupun tetap tak boleh memandang remeh mereka. Fokus dan menjaga konsistensi permainan harus diperlihatkan Indonesia.
“Nah, terakhir lawan Afghanistan. Laga penentuan ini juga harus dimenangkan Indonesia agar lebih aman dan langsung memastikan diri lolos. Seperti halnya melawan Yaman, peluang Indonesia mengalahkan Afghanistan cukup terbuka,” terangnya.
“Namun, Afghanistan tampaknya bakal menjadi lawan yang lebih alot dibandingkan Yaman. Indonesia harus lebih berhati-hati jika tak mau kecolongan. “Bravo Indonesia! Selamat Bertanding,” tutup Rotan. (wol/ari/d2)
Discussion about this post