MEDAN, Waspada.co.id – Calon Wakil Wali Kota Medan nomor urut 3, Yasyir Ridho Loebis bertemu dan berdiskusi dengan puluhan aktivis yang tergabung dalam Deli River Project, Minggu (20/10) kemarin, di San Coffee Jalan Perjuangan, Medan.
Diskusi itu diikuti oleh beberapa aktivis lingkungan seperti Jaya Arjuna, Gayo, Batara, Martono, Iriana. Sementara Yasyir Ridho, didampingi tokoh senior Gerakan Anak Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sumut, Ronald Naibaho.
Dalam diskusi itu, banyak dibahas mengenai peningkatan wisata di seputaran Sungai Deli dan peningkatan perekonomian bagi masyarakat yang tinggal di sekitaran Sungai Deli. Selain itu, penataan kota di Kawasan Medan Utara, persampahan dan banjir juga menjadi topik diskusi.
Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia Usman Iskandar, mengatakan salah satu penilaian untuk sebuah kota di dunia, yaitu layak huni. “Selain banjir, banyak problem, indikator layak huni itu banyak,” kata Usman.
Usman menjelaskan, pihaknya lebih mendesain pada luar ruang atau kawasan. Untuk menangani warga yang tinggal di bantaran Sungai Deli, Usman menyarankan pasangan HIRO untuk menggalang budayawan dan tokoh masyarakat untuk membangun pola pikir warga sekitar untuk menjaga kebersihan sungai.
Warga Kecamatan Medan Marelan, Yusna Pane, meminta agar pasangan HIRO fokus untuk menata kawasan Medan Marelan. Menurutnya, Medan Marelan merupakan kawasan yang hidup namun tidak tertata dengan baik.
“Di Marelan tanah kosong banyak, namun banjir. Banyak sebabnya, salah satunya pembangunan tempat tinggal yang terlihat sesuka hati, sering mengabaikan parit, bahkan menutup parit yang membuat kawasan tersebut banjir,” kata Yusna.
Yusna menyarankan agar pasangan HIRO jika terpilih harus fokus menata Sungai Deli. Menurutnya, keberadaan Sungai Deli bisa dijadikan objek wisata dan mampu menaikkan ekonomi warga yang tinggal di sekitarnya.
“Pesan saya jaga aset, jangan diubah bentuk dan peruntukannya. Banyak aset yang sekarang berubah peruntukannya dan ada yang tidak dilirik sama sekali. Padahal itu Cagar budaya. Sungai Deli punya potensi untuk jadi objek wisata,” tutupnya.
Relawan Dunia Ecoenzim, Gayo, meminta pasangan HIRO untuk berani menegakkan Perda Kota Medan Nomor 6 tahun 2015 tentang Persampahan. Ia ingin, pasangan HIRO apabila diamanahkan menjadi pemimpin di Kota Medan bersikap tegas terhadap warga yang melanggar Perda tersebut.
“Saat ini sampah Kota Medan ditumpuk di TPA, itu hanya menghasilkan karbon ke udara yang berakibat pada pemanasan global. Kami meminta pasangan HIRO nanti agar mengimbau warga untuk tidak membuang sampah bekas makanan ke TPA,” ujarnya.
“Karena tadi saya mendengar pasangan HIRO akan menyiapkan satu ruang terbuka hijau (RTH) di setiap kelurahan. Kami siap membantu pemerintah untuk menjadikan sampah bekas makanan menjadi kompos, lokasinya bisa di RTH. Sampah plastiknya, kami bisa olah menjadi karbon dan lainnya,” sambungnya.
Menanggapi itu, Calon Wakil Wali Kota Medan Yasyir Ridho mengaku senang bisa berdiskusi dengan pegiat lingkungan. “Saya bersyukur ada pemikiran dari Deli River Project. Ada spot wisata dan ekonomi warga yang bisa jadi contoh. Lembaga seperti ini sangat kami harapkan memberikan gagasan dan ide,” kata Yasyir Ridho.
Terkait Sungai Deli, Yasyir Ridho sepakat jika pemerintah harus menjadikan sepanjang bantaran sungai sebagai objek wisata. “Saya harap sungai Deli bisa jadi wisata, itu bisa di saya gunakan untuk memasukkan PAD. Saya bertanya, bagaimana caranya membuat objek wisata di sepanjang sungai Deli. Ini tantangan saya, kita berdiskusi, saya lama mengharapkan ada perubahan di Sungai Deli,” tutupnya. (wol/aa/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post