MEDAN, Waspada.co.id – Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pemilihan Presiden tahun 2024.
Lalu, mendukung wakil presidennya Kamala Harris untuk maju pada pemilihan presiden di tahun ini. Sejauh ini, mayoritas pasar saham di Asia bergerak di zona merah seiring dengan kabar tersebut.
Diketahui, seharusnya pekan ini menjadi pekan yang sangat tenang karena minim agenda ekonomi.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, memprediksi dalam sepekan kedepan, pasar keuangan tidak akan banyak dibanjiri oleh agenda ekonomi pentiung. Dari tanah air di awal pekan ini akan ada rilis data investasi asing lasngsung dan data jumlah uang beredar (M2).
“Selain itu, China juga akan merilis data investasi asing langsung pada hari ini, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa rilis data tersebut bisa saja di reschedule,” tuturnya, Senin (21/7).
Agenda ekonomi lainnya adalah rilis data pemesanan barang tahan lama (durable goods order) AS, serta rilis data pertumbuhan ekonomi AS (Q2) dan data inflasi konsumen AS di akhir pekan.
“Selebihnya pasar keuangan akan lebih banyak mengandalkan sentimen teknikal. Ditengah minimnya katalis pasar pada sepekan ke depan, pasar keuangan berpeluang untuk bergerak sangat volatile,” ungkapnya.
IHSG pada sesi pembukaan perdagangan hari ini dibuka menguat di level 7.316. Dan selama sepekan kedepan berpeluang bergerak dalam rentang 7.250 hingga 7.350.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah pada perdagangan pagi ini terpantau melemah di level 16.230 per US Dolar.
“Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 16.200 hingga 16.240 pada hari ini,” katanya.
Di sisi lain, harga emas terpantau mengalami berada di kisaran $2.406 per ons troynya. Harga emas masih kesulitan untuk melanjutkan tren penguatan, setelah sebelumnya sempat diuntungkan dengan sikap Bank Sentral AS yang lebih lunak.
“Sejauh ini harga emas diproyeksikan akan stabil dikisaran level 2.400 hihgga 2.450 dalam jangka pendek,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post