MEDAN, Waspada.co.id – Prof Ridha Dharmajaya mengajak ummat muslim untuk mengenali lima ciri Taqwa yang harus diamalkan.
Adapun kelima ciri Taqwa itu dianggap penting tak hanya membangun kedekatan kepada sang khali, namun juga bisa mempererat hubungan dengan sesama manusia.
Demikian disampaikan Prof Ridha Dharmajaya saat menjadi khatib Jumat di Masjid Al Ihsan Jalan Pembangunan, Medan Helvetia, Jumat (27/9).
Dalam isi khutbah Jumat kemarin, Prof Ridha mengutip Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 133-136. Di dalam ayat tersebut disampaikan tentang ciri-ciri taqwa yang wajib diamalkan.
“Taqwa ini mengerjakan apa yang diperintah oleh Allah SWT dengan sepenuh hati dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT. Sedangkan bertaqwa berarti orang yang benar-benar baik. Baik di sisi Allah SWT dan baik di mata sesama manusia,” ucapnya.
Dalam ciri orang bertaqwa, Prof Ridha menyampaikan, yang pertama adalah menafkahkan sebahagian harta kepada sesama, baik dalam keadaan lapang ataupun dalam keadaan susah.
“Orang bertaqwa tidak hanya menafkahkan hartanya dengan cara membayar zakat sebagai kewajiban atas harta yang dimiliki, melainkan mengeluarkan hartanya untuk bersedekah,” sebutnya.
Di hadapan ratusan jamaah yang memadati masjid, Prof Ridha melanjutkan ciri kedua dari Taqwa yakni mampu menahan amarahnya.
“Orang dikatakan bertaqwa, apabila bisa menguasai diri dikala marah sedang memuncak. Orang-orang yang bertaqwa merupakan manusia yang tidak mudah dikuasai oleh amarahnya,” ucapnya.
Sedang untuk ciri ketiga, Prof Ridha menyampaikan, orang bertaqwa mampu memaafkan orang lain yang telah berbuat salah kepadanya. “Dan ciri keempat yakni jika terjatuh dalam kesalahan atau kemaksiatan segera bertobat kepada Allah,” ucapnya.
Selanjutnya, Prof Ridha menyebutykan, ciri terakhir atau ciri kelima dari orang bertawa yakni orang yang menjaga dirinya agar tidak terjatuh pada kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
“Ketika kita melakukan kesalahan dan cepat menyadarinya, lalu istighfar, lalu mohon ampun kepada Allah SWT. Sebaliknya jika saat melakukan kesalahan tetapi tidak segera menyadarinya atau sadar, tapi tetap menjalani kesalahan tersebut, maka kita terjauh dari ciri orang bertaqwa,” katanya.
Ridha mengingatkan, bila mana seorang yang beriman kepada Allah hingga hari akhir mampu untuk mengamalkan dan menjalankan kriteria-kriteria yang tersebut, maka dia akan layak untuk disebut sebagai seseorang yang bertaqwa.
“Jika ciri taqwa sudah kita laksanakan, maka kita selalu bisa bersama dengan sifat-sifat mulia lainnya serta menjauhi sifat-sifat tercela,” ujarnya mengakhiri.
Mengakhiri khutbahnya, Prof Ridha turun mimbar khatib, selanjutnya Prof Ridha menjadi imam Salat Jumat di masjid Al Ihsan, Medan Helvetia. (wol/rls/pel)
Discussion about this post