MEDAN, Waspada.co.id – Pasangan calon walikota dan wakil walikota Medan nomor urut 2, Prof Ridha dan Abdul Rani hadiri deklarasi Garda BERANI di Kave Medan, Jalan Dr Mansyur, Senin (4/11) sore.
Dalam kegiatan yang diselingi dengan talk show BERANI Menjawab, Prof Ridha ingatkan kepada para Garda BERANI yang diisi kaum muda itu untuk menjadi diri sendiri dan harus memiliki target dalam hidup.
“Saya anak SMAN 1 Medan sekolah yang penuh persaingan. Saya sering cabut juga sambil main band bahkan kami Juara 2 festival pelajar saat itu. Tas saya isinya itu stik drum dan cuma bawa satu buku, semua pelajaran isinya di situ.Tapi saya punya target dalam hidup. Pertama harus masuk 10 besar dan saya salah satu lulusan terbaik. Maksud saya adalah, ayo jadi diri kita tapi juga yang terbaik,” ujarnya.
Dirinya juga mengaku tak pernah bermimpi menjadi dokter dan itu murni keinginan ibundanya.
“Yang kepengen saya jadi dokter itu justru ibu saya. Kita anak muda sering konflik sama orang tua. Tapi karena saya suka challenge, setelah tau sulit masuk kedokteran saya justru milih kedokteran. Be Your Self tapi punya target,” sebutnya.
Masih menurutnya, keinginan jadi dokter murni ingin membahagiakan ibundanya. Selaras dengan itu, ujiannya pun dipernudah, dan yang mengawas merupakan dokter bedah saraf yang suka membuka kepala dan mengangkat tumor.
“Tertantang pastinya, laki banget kan buka kepala orang. Intinya kita harus punya cita-cita. Selalu punya target, punya gold dalam hidup kita,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, pasangannya Abdul Rani juga mengajak para kawula muda agar berani melakukan satu hal yang berbau tantangan.
“Saya pertama kali buka showroom mobil di Setia Budi satu-satunya showroom di daerah itu, bukan di lokasi yang banyak showroomnya, agak berani memang. Target saya orang yang turun gunung. Yang saja jual justru mobil-mobil lama. Alhamdulillah penjualan saya bisa 30 unit sebulan. Masih muda itu. Jadi muda itu jangan mengejar PNS saja harus berani mengambil tantangan,” katanya.
Bahkan Rani mengaku di usianya yang muda dirinya sudah mulai terjun di dunia politik dan mewakil anak muda di parlemen.
“Saya ujian negeri gak lolos dan itu bukan jalan saya melainkan sebagai pengusaha. 2007 saya masuk partai dan 2009 ikut pileg. Alhamdulillah saya berhasil mewakili anak muda di parlemen,” ungkapnya.
Dirinya juga menyinggung pendidikan karakter yang begitu penting bagi kaum muda.
“Salah satunya menolak money politik. Kalau kita tidak menghempangnya maka kita akan hancur. Saya dewan tiga periode tak pernah money politic. Periode keempat saya disarankan tim saya pakai uang. Saya ikuti dan Tuhan marah saya gak duduk. Tapi rezekinya memang saya mewakili pak Prof Ridha menjadi wakil walikota,” sebutnya.
Sementara itu sekretaris tim pemenangan BERANI, Boydo HK Panjaitan menegaskan jika pilihan mendukung Prof Ridha sudah sangat tepat.
“Prof Ridha ini paling muda di antara calon yang lain. Bukan usianya, tapi performanya yang lebih nampak muda. Gak nampak kan profesornya, karena itu dihapus gelar profesornya di kertas suara,” ungkap Boydo.
Boydo juga menyampaikan jika Profesor sangat dekat dengan anak muda.
“Dirinya meninggalkan keprofesorannya. Dia juga meninggalkan segalanya demi menjadi pelayan masyarakat kota Medan. Untuk itu anak muda harus keluar dari zona nyamannya begitulah profesor sangat dekat dengan karakter anak muda. Saatnya anak muda dukung Prof Ridha,” ajaknya.
Sebelum menutup kegiatan, Ketua Garda BERANI, Mario Sembiring memastikan jika Ganda BERANI memiliki keyakinan untuk mendukung sepenuhnya pasangan Prof Ridha dan Rani.
Hal itu ditandai dengan pembacaan dan penandatanganan deklarasi dukungan terhadap pasangan BERANI. (wol/ags)
Discussion about this post