MEDAN, Waspada.co.id – Narkoba tak lagi memandang usia dalam mencari korbannya. Tak hanya kaum muda, narkoba juga menghantui para orang tua dan semua kalangan serta semua lini dan kalangan status sosial.
Baik kalangan menengah ke atas, bahkan kalangan menengah ke bawah sekalipun kini banyak yang terjerat dan menjadi pecandu narkoba terkhusus jenis sabu-sabu.
Kondisi itu tentu mengkhawatirkan. Mengingat, para pecandu akan melakukan tindak kriminal dan kehilangan fikiran sehingga nekat melakukan apa saja demi mengkonsumsi barang haram tersebut.
Alhasil kaum ibu khususnya di kawasan Medan Polonia mengaku khawatir akan peredarannya. Mereka tak lagi merasa aman dan nyaman untuk meninggalkan kediaman mereka.
“Khilaf sedikit aja maka barang-barang kita akan hilang. Mereka para pemakai baik kaum muda dan tua nekat melakukan apa saja,” tutur Rafika, warga Medan Polonia kala mengadukan kondisi lingkungannya kepada tokoh masyarakat Prof Dr dr Ridha Dharmajaya Sp.BS (K), beberapa waktu lalu.
Ada harapan bagi Rafika, jika Prof Ridha yang hadir dalam agenda membagikan hadiah pemenang lomba foto khitan sekaligus menampung aspirasi masyarakat bisa memberikan solusi atas kondisi yang mereka alami saat ini.
“Semoga Prof Ridha yang Insya Allah jika nantinya menjadi pemimpin Kota Medan mendengarkan keluhan kami dan bisa mencari solusinya,” harap Rafika.
Hal senada turut disampaikan Puji selaku tuan rumah kegiatan.
Dalam agenda kegiatan yang berlangsung di kawasan Jalan Bilal, Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia itu, Puji turut menambahkan banyaknya anak putus sekolah karena ketiadaan biaya dan juga akibat salah pergaulan dikarenakan narkoba.
“Saya rasa Prof sebagai sosok akademis bisa menjadikan ini sebagai prioritas dalam memecahkan masalahnya agar ke depan lingkungan ini lebih baik lagi,” harapnya.
Keluhan kaum ibu itu pun langsung mendapat tanggapan dari Prof Ridha.
Guru besar fakultas kedokteran USU itu tak menampik dan juga mengaku khawatir dengan peredaran narkoba yang begitu bebas dan ditemuinya hampir setiap kecamatan yang telah didatanginya.
“Program khitan massal ini kegiatan yang telah kita lakukan sejak Desember 2022 lalu. Ada 48 titik di 21 kecamatan yang telah kita laksanakan. Selain khitan saya sengaja hadir langsung ke kecamatan untuk mendengarkan problematika tiap kecamatan yang begitu kompleks. Dan yang paling mengkhawatirkan adalah narkoba, karena ini menjadi keluhan hampir di setiap kecamatan yang saya datangi,” ujarnya yang mengaku telah mencatat semua keluhan dalam buku besarnya untuk dijadikan formula dalam menentukan solusi yang terbaik nantinya.
Sebelum mengakhiri, Prof Ridha menyambut baik semua keluhan para warga dan berharap tak sungkan untuk menyampaikannya.
“Sebelumnya saya sampaikan terima kasih. Ini data dan iformasi yang sangat berguna buat saya. Diharapkan ini bisa menjadi masukan buat kita agar ada solusi terbaik,” ungkapnya. (wol/pel/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post