MEDAN, Waspada.co.id – Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mendapat kuota sebanyak 250 orang dalam Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). PKW merupakan program pelatihan bagi anak usia sekolah agar mampu berwirausaha.
Adapun pelatihan yang disasar adalah pembekalan di bidang tenun dan kriya.
Pelatihan tersebut menargetkan peserta berasal dari keluarga yang tidak mampu, anak tidak/putus sekolah, serta tidak memiliki pekerjaan tetap.
Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara (Sumut) Tyas Fatoni berkomitmen siap berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui program PKW.
“Program ini tentunya akan membantu anak-anak Sumut untuk berwirausaha di bidang kerajinan,” kata Tyas usai mengikuti rapat sosialisasi program PKW secara daring di Kantor TP PKK Sumut, Medan, Sumut, Selasa (16/7).
Tyas mengatakan, melalui progam PKW diharapkan dapat menumbuhkan banyak wirausahawan baru terutama di bidang kerajinan. Dia optimis melalui pelatihan tersebut akan banyak regenerasi pengrajin sehingga warisan budaya tenun dan kriya dapat terus bertahan.
“Kalau di kerajinan regenerasi itu penting ya, maka pelatihan-pelatihan ini pun sangat kita sambut baik, semoga bisa menumbuhan wirausahawan muda baru,” ucapnya.
Dekranasda Sumut sendiri setiap tahun terus mengadakan pelatihan bagi para pengrajin ataupun pemula. Adapun pelatihan yang diadakan mulai dari membatik, menenun, menjahit, membordir, pelatihan pewarna alami. Mereka yang telah mengikuti pelatihan pun akan terus mendapat pendampingan sehingga bisa terus berwirausaha.
“Para peserta ini setelah dilatih tidak bisa dilepas begitu saja, mereka mesti mendapat pendampingan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya mengatakan pada tahun 2024, program PKW dilakukan di lima provinsi antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Bali dan Lampung.
Program ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan kesejahetraan masyarakat serta mengasah keterampilan menenun.
“Para peserta dapat mengembangkan usaha tenun mereka sendiri menciptakan proudk inovatif dan berkualitas hingga mampu menembus pasar lokal dan internasional,” kata Endang. (wol/man/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post