PADANGSIDIMPUAN, Waspada.co.id – Ratusan guru dari berbagai jenjang pendidikan di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD, Kamis (20/3).
Para Pahlawan tanpa tanda jasa itu (Guru) menuntut pembayaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang belum mereka terima sejak triwulan IV tahun 2024.
Dengan wajah penuh kekecewaan, para guru yang terdiri dari pendidik TK, SD, hingga SMP itu datang membawa satu tuntutan: hak mereka harus segera dibayarkan.
“Kami hadir di sini bukan untuk meminta-minta, tetapi untuk menagih hak kami. Kami sudah terlalu sering diberi janji, namun sampai sekarang tidak ada realisasi. TPG triwulan IV 2024 seharusnya sudah kami terima,” tegas Alihot Suhaimi Harahap, salah satu guru yang turut berorasi.
Ketidakpastian ini sudah membuat para guru cemas sejak akhir 2024. Mereka sabar menunggu hingga Februari 2025, namun tak ada kepastian. Lalu datang lagi janji pencairan pada Maret 2025, yang kemudian berubah menjadi September 2025.
“Kami sudah tidak percaya lagi dengan janji-janji kosong. Sampai kapan kami harus menunggu?,” seru seorang guru lainnya dengan suara lantang di hadapan Ketua Komisi III DPRD Padangsidimpuan, Abdul Rahman Harahap.
Para guru mendesak DPRD Kota Padangsidimpuan untuk turun tangan mengusut keterlambatan ini. Sebab, berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, dana transfer pusat untuk TPG di Padangsidimpuan sebesar Rp44,08 miliar telah direalisasikan.
Bahkan, dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 45 tahun 2023, sudah diatur mekanisme penyaluran TPG, termasuk sanksi bagi pihak yang menghambatnya.
Aksi ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah. Para guru menegaskan, jika hak mereka terus diabaikan, mereka tidak akan berhenti berjuang.
“Kami bukan hanya mengajar di kelas, kami juga harus mengajarkan bahwa hak tidak boleh ditindas,” seru mereka sebelum membubarkan diri dengan tertib.
Kini, bola panas ada di tangan pemerintah daerah. Selaku pemangku kebijakan, Wali Kota Padangsidimpuan diminta cepat bertindak. Jangan biarkan para pendidik yang telah mengabdi bertahun-tahun terus terzolimi. (wol/acm/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post