MEDAN, Waspada.co.id – Tingginya jumlah masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri menyebabkan Indonesia kehilangan devisa sekitar 11,5 miliar dollar AS atau setara Rp 170 triliun per tahun.
Banyaknya rumah sakit yang ada di Indonesia seolah tak mampu membendung tingginya animo masyarakat Indonesia untuk berobat ke luar negeri.
Hal itu pun menarik perhatian Prof Ridha Dharmajaya Sp.BS (K). Konsultan Bedah Saraf ini menyinggung tentang pelayanan kesehatan.
“Berbicara pelayanan kesehatan adalah bagaimana mendapatkan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat itu memerlukan effort (usaha) dari kita semua. Bukan hanya bedah saraf, bukan hanya teman-teman dokter tapi juga stake holder terkait,” ungkap guru besar fakultas kedokteran USU itu di hadadapan sejumlah tenaga kesehatan dalam agenda seminar di USU, belum lama ini.
“Itu sangat penting artinya. Berbicara Indonesia kehilangan kehilangan devisa ratusan triliun setiap tahun karena pasien berobat ke luar negeri, tapi apa yang bisa kita lakukan?” ujarnya melanjutkan.
Menurutnya usaha yang harus dilakukan adalah dengan membuat counter, sekaligus menunjukkan kerja nyata sebagai tenaga kesehatan.
Dirinya juga menyinggung ketika banyaknya orang tua yang bangga saat anaknya lulus masuk fakultas kedokteran di USU, namun saat berobat tidak berani berobat ke dokter USU dan justru memilih berobat ke luar negeri.
“Itu sangat ironi tentunya. Ini yang harus kita ubah. Persepsi seperti itu harus diubah menjadi lebih baik, caranya bagaimana?” tanya guru besar Prof Ridha.
Menjawab hal itu, sambung Prof Ridha yakni dengan melakukan edukasi-edukasi, seminar dan sosialisasi.
“Seperti seminar yang kita lakukan saat ini. Kita semua akan menjadi agent of change dari itu. Sehingga Insya Allah ke depannya kepercayaan masyarakat kepada pelayanan kesehatan di Indonesia khusussnya Sumatera Utara akan kembali meningkat,” ucap guru besar Prof Ridha mengakhiri. (wol/rls/ags)
Discussion about this post