TOKYO, Waspada.co.id – Asakusa, salah satu kawasan budaya paling terkenal di Tokyo, Jepang, menawarkan berbagai keindahan tradisi yang telah bertahan selama berabad-abad. Di tengah hiruk-pikuk modernitas ibu kota, kawasan ini menjadi tempat bernaung bagi ritual suci yang masih dijalankan hingga kini, terutama di Kuil Senso-ji, kuil tertua di Tokyo.
Kali ini, editor Waspada Online Dr Arianda Tanjung berkesempatan untuk meliput langsung ke Negara Jepang melalui Program JENESYS 2024. Program ini merupakan sebuah program interaksi internasional “Japan’s Friendship Ties Program” yang dipromosikan oleh pemerintah Jepang, dan program pertukaran perorangan yang dilakukan antara negara-negara serta Asia-Oceania dan Jepang.
Tercatat untuk tahun ini ada sekitar 16 jurnalis dari seluruh Indonesia untuk mengeksplor berbagai keindahan Negeri Sakura, khususnya Kota Tokyo dan Hokaido selama kurang lebih delapan hari. Sejumlah agenda menarik pun diikuti para jurnalis beruntung tersebut.
Pesona Sejarah Senso-ji

Kuil Senso-ji didirikan pada tahun 645 M, menjadikannya salah satu situs keagamaan tertua dan paling dihormati di Jepang. Setiap tahun, jutaan orang dari berbagai penjuru dunia berkunjung ke sini untuk berdoa dan merasakan nuansa spiritual yang kental.
Ritual suci di Senso-ji telah menjadi warisan budaya yang memadukan tradisi kuno dengan nilai-nilai modern. Salah satu ritual paling terkenal adalah Sanja Matsuri, festival besar yang diadakan setiap bulan Mei. Festival ini dirayakan untuk menghormati tiga pendiri Senso-ji dan menarik perhatian ribuan pengunjung, baik lokal maupun mancanegara.
Keberlanjutan Tradisi

Ritual harian di Senso-ji, seperti menyalakan dupa dan berdoa di depan altar utama, menunjukkan bagaimana budaya Jepang menghormati leluhur dan spiritualitas. Para pengunjung biasanya memulai ritual dengan mencuci tangan dan berkumur di paviliun air suci, lalu melanjutkan dengan mengibaskan asap dupa ke tubuh mereka sebagai simbol penyucian.
Di sekitar kawasan kuil, Nakamise-dori, jalan perbelanjaan yang dipenuhi oleh kios tradisional, turut melestarikan budaya Jepang. Pengunjung dapat menikmati makanan tradisional, membeli suvenir khas, atau mencoba kimono, menambah kekayaan pengalaman spiritual dan budaya di Asakusa.
Ritual yang Tak Lekang Oleh Waktu
Di era digital yang serba cepat, kehadiran ritual suci di Asakusa membuktikan bahwa tradisi memiliki kekuatan untuk bertahan di tengah perubahan zaman. Senso-ji menjadi simbol harmonisasi antara masa lalu dan masa kini, tempat di mana spiritualitas, budaya, dan sejarah berpadu dalam harmoni.
Ritual suci di Asakusa bukan sekadar aktivitas keagamaan, melainkan juga cerminan jiwa masyarakat Jepang yang menjunjung tinggi tradisi dan kebersamaan. Bagi siapa saja yang ingin merasakan kedamaian sekaligus menyelami sejarah, kunjungan ke Asakusa akan menjadi pengalaman tak terlupakan.
Salah satu wisatawan asal Tiongkok, Ayin, mengaku senang bisa datang ke kuil Senso-ji. Pasalnya selain banyak hiburan seperti penjualan makanan dan souvenir, juga memiliki nilai-nilai spiritual.
“Ini pertama kali saya datang ke sini. Lokasinya bagus dan bersih, mungkin kalau datang ke Jepang lagi, saya akan kemari lagi,” terangnya. (wol/ari/d2)
Discussion about this post