MEDAN, Waspada.co.id – China akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal kedua, eskpektasinya mengalami perlambatan menjadi 5.1% YoY dibandingkan kuartal sebelumnya 5.3% YoY.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan selanjutnya ada rilis data neraca dagang RI pada bulan Juni yang diproyeksikan membaik dari bulan Mei sebesar $2.93 Milyar.
“Dan dijadwalkan akan ada pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada peradagangan awal pekan di AS,” tuturnya, Senin (15/7).
Pada perdagangan besok ada penjualan ritel AS bulan Juni yang diproyeksikan tidak akan mengalami pertumbuhan. Disusul kebijakan penetapan bunga acuan Bank Indonesia pada perdagangan hari rabu. Dan pada perdagangan jelang tutup akhir pekan, kinerja pasar keuangan tidak lagi dibanjiri oleh agenda ekonomi penting.
“Dalam sepekan kedepan, pelaku pasaer akan kembali dibayangi sejumlah sentimen yang kembali menuntut kewaspadaan tinggi. Pada sesi perdagangan awal pekan ini, IHSG ditransaksikan bergerak mendatar dikisaran 7.330 dengan bergerak di dua zona yang berbeda. Dalam sepekan ke depan IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 7.250 hingga 7.370,” ungkapnya.
Sementara itu, kinerja mata uang rupiah juga bergerak sideways di sesi awal perdagangan pekan ini. Rupiah ditransaksikan di kisaran 16.140 per US Dolar, dengan kecenderungan menguat sejauh ini.
“Pekan ini Rupiah bisa saja mendapatkan dorongan penguatan, mengingat sejumlah agenda ekonomi yang relatif mendukung penguatan rupiah,” jelasnya.
Seperti ekspektasi rilis data neraca perdagangan yang membaik, ditambah dengan kebijakan Bank Indonesia yang akan mempertahankan besaran bunga acuannya. Rupiah berpeluang ditransaksikan dalam rentang 16.070 hingga 16.200 dalam sepekan ke depan.
“Di sisi lain, harga emas sejauh ini ditransaksikan stabil di kisaran $2.410 per ons troy nya,” tandasnya.(wol/eko/d1)
Discussion about this post