MEDAN, Waspada.co.id – Yayasan Masyarakat Pelestari Lingkungan (Mapel) Indonesia bersama Gemar Alam Psikologi Universitas Medan Area (Gasi UMA), mahasiswa Psikologi Potensi Utama, dan para dosen, menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa sembako, kebutuhan bayi, dan obat-obatan kepada masyarakat yang terdampak banjir di beberapa wilayah di Sumatera Utara (Sumut), termasuk Desa Dalu X B Tanjung Morawa, Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan, dan Kecamatan Patumbak.
Selain menyalurkan bantuan, Yayasan Mapel Indonesia juga aktif melakukan pencarian terhadap korban hanyut di Sungai Belumai Tanjung Morawa yang terjadi pada 27 November 2024 lalu. Upaya pencarian ini dilakukan menggunakan perahu karet sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Ketua Umum Yayasan Mapel Indonesia, Muhammad Yusuf Hanafi Sinaga, mengatakan banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Medan, Kabupaten Deliserdang serta tanah longsor di Kabupaten Karo, dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir khususnya di tengah pelaksanaan Pilkada serentak 2024, menjadi peringatan bagi kita semua. Bencana alam ini adalah tanda bahwa alam membutuhkan perhatian lebih dari masyarakat dan pemerintah.
“Yayasan Mapel Indonesia mengucapkan selamat kepada bapak Bobby Nasution (Cagubsu) dan bapak Surya atas terpilihnya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara periode 2024-2029. Yayasan Mapel berharap agar pasangan pemimpin baru ini menjadikan pelestarian lingkungan sebagai program prioritas utama dalam membangun Sumatera Utara,” ungkapnya, Sabtu (30/11).
“Pelestarian lingkungan adalah kunci untuk hidup berdampingan dengan alam secara harmonis. Jika kita terus mengabaikan lingkungan, maka kita akan terus dihadapkan pada bencana yang mengancam kehidupan kita,” sambungnya.
Yayasan Mapel Indonesia, sebut Yusuf, mengajak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten Karo, Pemerintah Kabupaten Deliserdang, dan Pemerintah Kota Medan untuk bersinergi dalam upaya pelestarian lingkungan. Beberapa langkah konkret yang perlu dilakukan antara lain reboisasi besar-besaran. Menanam kembali hutan di kawasan yang gundul, terutama di sekitar aliran sungai. Pengelolaan sampah yang baik dengan membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif dan melibatkan masyarakat.
“Pembersihan saluran irigasi, memastikan saluran irigasi berfungsi dengan baik untuk mencegah genangan air. Melakukan normalisasi sungai, untuk meningkatkan kapasitas tampung air. Kemudian peningkatan kesadaran masyarakat, melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan,” ujarnya.
Senada dengan Ketum Yayasan Mapel Indonesia, Direktur Tanggap Bencana Yayasan Mapel Indonesia, Juhar, berharap agar bencana banjir yang terjadi saat ini dapat menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan membangun Sumatera Utara yang lebih baik dan berkelanjutan. (wol/mrz/d1)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post