MEDAN, Waspada.co.id – Sanggar Belajar Umi Yati menggelar ragam kegiatan dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 Hijriah.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Sanggar Belajar Umi Yati, Tania Mestika, menjelaskan sanggar belajar ini didirikan dengan tujuan menumbuh kembangkan bakat dan potensi dari anak-anak yang tinggal di seputaran Gang Rukun/Bersama, Nomor 17, Kecamatan Medan Area, Kelurahan Pasar Merah Timur, Kota Medan.
“Untuk acara, berlangsung meriah dan selalu dihadiri oleh para orang tua untuk melihat anak-anaknya berlomba,” kata Tania, Rabu (24/7).
Ragam kegiatan yang dilakukan adalah Lomba Azan, Lomba Baca Puisi Islami, Lomba Pembacaan Surah-Surah Pendek dan Lomba Busana Muslim. Juri untuk ragam kegiatan lomba berasal dari guru-guru agama, mahasiswa, serta alumni beberapa Perguruan Tinggi, seperti Universitas Eka Prasetya, Universitas Cut Nyak Dien, UINSU, UMSU, USU, dan ITB, Bandung.
“Selaku panitia, kita mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak seperti mahasiswa FEB USU, Pak Zainal Azis, dan Pak Irvan sebagai Dosen UMSU, serta Bang Doni, dan kawan-kawan dari KOMPAS USU. Tidak lupa juga Ibu Limi Fitriloka Sarumaha, sebagai Kepala Lingkungan V yang telah berkontribusi positif demi terselenggaranya kegiatan menyambut 1 Muharram ini,” ucap Tania.
“Terima kasih kepada Umi Yati selaku Pendiri Sanggar Belajar Umi Yati yang telah mendirikan sanggar belajar sebagai wadah anak-anak dan remaja untuk dapat menyalurkan segala potensi yang dimiliki,” sambungnya.
Evi, sebagai Tokoh Masyarakat, menyambut baik kegiatan menyambut 1 Muharram 1446 Hijriah yang diadakan Sanggar Belajar Umi Yati, dikatakannya, “Kalau dulu, banyak orang ke Lapangan Merdeka untuk menyaksikan kembang api pada kegiatan 1 Muharram ini. Tapi, lebih baik diadakan kegiatan-kegiatan yang lebih bernuansa Islami seperti ini.”
“Diharapkan untuk kedepannya kegiatan ini dapat terus diselenggarakan dengan menambah beberapa lomba yang tetap mengedepankan nuansa Islami,” ucapnya lagi.
Umi Yati, sebagai Pendiri Sanggar Belajar meminta maaf kepada seluruh unsur masyarakat jika ada yang merasa terabaikan dalam kegiatan ini. Menurutnya, hal tersebut jika ada, bukan sesuatu yang disengaja.
“Kegiatan ini merupakan panggung kreativitas bagi anak dan remaja. Kita sebagai orang tua hanya berposisi seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantoro, ‘Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani’. Selanjutnya terima kasih kepada para juri yang telah bekerja maksimal. Kami percaya mereka telah memberikan yang terbaik untuk kegiatan ini,” sebutnya.
Lurah Pasar Merah Timur, Karim Surbakti, yang serius mengikuti acara sampai selesai menyatakan salut dan bangga terhadap Sanggar Belajar Umi Yati. Apalagi dengan segala keterbatasan dan kesungguhannya bersedia menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk anak-anak dan remaja dalam rangka menyambut 1 Muharram.
Ustaz Badrin dalam tausiyah singkatnya, menyampaikan tentang pentingnya memaknai Tahun Baru Islam sebagai momen untuk refleksi diri dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ustaz Badrin juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Tahun Baru Islam sebagai awal baru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
“Segala amal perbuatan tahun lalu yang tidak patut hendaknya dijauhi dan dihindari. Selanjutnya bersiap-siap memulai babak baru yang mesti bisa diwarnai dengan perilaku yang baik serta terpuji dan menguntungkan,” sebutnya.
“Instropeksi diri pada diri kita sendiri serta mengevaluasi semua tindakan tahun lampau untuk diperbaiki pada tahun berikutnya. Sehingga dengan demikian semakin tinggi umur kita semakin baik dan amal kita pun semakin sempurna. Begitulah tujuan hidup kita dari tahun ke tahun, yaitu beri umur panjang dengan disertai amal baik,” tegasnya.
Ustaz Badrin menekankan, janganlah perlombaan-perlombaan yang diadakan ini justru menjadi ajang perlombaan bagi para orang tua yang anak-anaknya ikut berlomba. Ia setuju dengan sambutan Umi Yati, kegiatan ini merupakan panggung kreativitas bagi anak dan remaja.
“Kalah dan menang pasti ada dalam setiap perlombaan. Bagi yang anaknya tidak menang, dibujuk dan disabarkan serta belajar lebih giat lagi. Jangan pula terbawa emosi yang bisa berkepanjangan kelak,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan penyerahan piala dan hadiah bagi para pemenang lomba serta peserta lainnya.
Perayaan Tahun Baru Islam di Gang Rukun/Bersama ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antar unsur masyarakat dapat menghasilkan kegiatan yang bermanfaat. Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, perayaan sederhana ini mampu memberikan makna yang mendalam bagi seluruh warga masyarakat. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post