TARUTUNG, Waspada.co.id – Akhir pekan lalu, sejumlah murid SD Negeri 173103 Lumban Jurjur, Desa Hutatoruan 3, Kecamatan Tarutung berkesempatan menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG).
Padahal, program unggulan pemerintah itu, belum secara resmi dilaksanakan di wilayah kecamatan tersebut.
“Pemberian MBG secara swadaya yang kami laksanakan di SD pinggiran Kota Tarutung ini, dilatarbelakangi sebagai upaya mencari atau simulasi untuk mempercepat mendapatkan role model yang paling pas bagi implementasi Program MBG di sini nanti,” jelas Erikson Sianipar, pendiri Yayasan Bisukma Membangun Bangsa, Sabtu (11/1).
Menurut figur yang juga alumni SD Negeri 173103 Lumban Jurjur ini, wilayah yang berbeda-beda, tentunya membutuhkan cara yang berbeda pula dalam melaksanakan Program MBG.
Dari pelaksanaan simulasi MBG ini, diharapkan dapat menjadi role model atau rujukan bagi Badan Gizi Nasional (BGN) bila nanti akan melaksanakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Ketua DPC Partai Gerindra Tapanuli Utara ini menegaskan Program MBG harus dilaksanakan dengan tata kelola yang terukur, mulai dari penyiapan dapur, operasional pelaksanaannya, hingga standar pemenuhan gizi yang diberikan kepada penerima manfaat.
“Ini upaya pemerintah menyiapkan anak yang sehat dan cerdas. Apabila anak tercukupi gizinya, mereka bisa belajar dengan baik, termasuk pula untuk pertumbuhan balita dan anak dalam kandungan,” katanya.
Tak hanya manfaat langsung bagi penerima manfaat, Program MBG juga penting secara ekonomi. Program MBG menjadi jembatan perekonomian setempat, sebab akan banyak pelaku ekonomi, seperti UMKM, petani, dan peternak, yang dapat menjadi pemasok bagi dapur MBG.
“Uang akan beredar di masyarakat, perekonomian di daerah bergerak, Ini adalah aspek strategisnya,” katanya.
Erikson berharap kegiatan simulasi MBG ini dapat kembali dilakukan di sejumlah lokasi, terutama wilayah 3T, sambil menunggu BGN mengagendakan secara resmi. Ratusan titik sekolah Tapanuli Utara menunggu program hasil terbaik cepat (PHTC) Presiden dan Wakil Presiden ini.
Ia mengajak para pemangku kepentingan dapat menggelar simulasi secara swadaya guna memperkenalkan program MBG ini, termasuk mengedukasi masyarakat tentang apa itu makanan bergizi, kebutuhan nasi sayur, buah, daging, telor atau susu, untuk pertumbuhan anak-anak.
Secara nasional, Program MBG mulai dilaksanakan sejak 6 Januari 2025 di 190 titik yang tersebar di 24 provinsi. Pelaksanaan dilakukan secara bertahap tergantung kesiapan masing-masing daerah.
Dimulai dari 190 titik dengan sasaran penerima manfaat mencapai tiga juta anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Jumlah terus akan terus ditambah secara bertahap hingga mencapai 937 Dapur MBG dalam tiga bulan pertama dengan sasaran 15 juta penerima manfaat. Kemudian, penambahan bertahap terus dilakukan hingga 2029 yang diharapkan sudah menyentuh 82 juta penerima manfaat.
MBG, yang pada tahun ini dianggarkan melalui APBN 2025 sebesar Rp71 T, merupakan unggulan pertama dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden dan Wakil Presiden.
Program MBG memberikan makan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita serta peserta didik di seluruh jenjang pendidikan (prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, baik umum, kejuruan, maupun keagamaan).
Selain itu, program MBG mendukung visi Asta Cita, yakni Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045. Beberapa misi dalam Asta Cita, antara lain misi ketiga, yakni meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Berikutnya juga misi keempat, memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Simulasi MBG terlaksana atas kerjasama dari Kepala SDN 173103 Lumban Jurjur Mesrawaty Panjaitan dan para guru, yang berkerjasama dengan Yayasan Bisukma Bangun Bangsa dan PAC Gerindra Tarutung.
Turut hadir Anggota DPRD Partai Gerindra Timnas Sitompul, Kadis Pendidikan Bottor Hutasoit, Pemerhati Pendidikan Martua Situmorang, Kapala Desa Hutatoruan 3 Binet Simon Lumbantobing, Ketua PKK, serta para orangtua siswa dan masyarakat sekitar. (wol/jps)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post