JAKARTA, Waspada.co.id – Jika telah datang pengakuan dalam diri seorang Muslim tentang segala dosa yang pernah diperbuat, maka ia semestinya bersegera melakukan pertobatan. Jangan pernah menunda-nunda tobat dan bersegeralah bertobat. Allah SWT berfirman dalam Alquran surah Ali Imran ayat ke-90.
اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بَعۡدَ اِيۡمَانِهِمۡ ثُمَّ ازۡدَادُوۡا كُفۡرًا لَّنۡ تُقۡبَلَ تَوۡبَتُهُمۡۚ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الضَّآ لُّوۡنَ
“Sungguh, orang-orang yang kafir setelah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, tidak akan diterima tobatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat.”
Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, ayat tersebut merupakan sebuah anjuran untuk bergegas dan tidak menunda tobat.
Kepada mereka yang melakukan kekufuran maka diperingatkan-Nya agar tidak menambah kekufuran di atas kekufuran, baik dengan menambah kualitas atau kuantitas kekufuran maupun masanya.
Seorang yang menunda-nunda pertobatan dari pelanggaran tertentu, berarti menambah masa kekufurannya dan seseorang yang melakukan kekufuran di samping kekufuran yang selama ini dilakukannya, maka dia pun pada hakikatnya menambah kekufurannya.
Untuk itulah, kata Prof Quraish Shihab, ayat tersebut antara lain merupakan dorongan untuk seorang Mukmin segera bertobat.
Allah SWT menjanjikan ampunan atas dosa-dosa hamba-Nya yang dilakukan di sepanjang hidup.
Sifat Allah SWT yang Mahapengampun dan Mahapengasih memberikan harapan bagi makhluk-Nya untuk bertobat dari kesalahan. Allah SWT berfirman dalam Alquran.
وَ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا اَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهٗ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
“Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS an-Nisa: 110).
Sayyid Muhammad bin Abdi al-Karim, dalam sebuah bukunya menjelaskan, ada tiga hal penanda diterimanya tobat seseorang.
Tanda pertama, Muslim yang telah bertobat itu menjauhi segala pertemanan dengan orang-orang yang gemar bermaksiat atau berbuat kejahatan. Dengan begitu, dia terhindar dari kebiasaan sebelumnya. Selanjutnya, ia mulai bergaul dengan orang-orang yang saleh, yakni mereka yang takut kepada Allah SWT. Tak lupa pula, ia menjalin hubungan yang baik dan silaturahim dengan sesama.
Kedua, seorang Muslim yang telah bertobat akan menjauhi segala perbuatan yang dapat menjerumuskannya ke dalam dosa.
Ketiga, orang yang bertobat akan mencoba untuk mengesampingkan kesenangan duniawi dengan mengambil secukupnya. Ia tidak akan terlena. Selalu dibayangkannya hari pengadilan kelak di akhirat.
Dengan membayangkan akhirat dan selalu berupaya mengingat Allah, dia menjadi lebih termotivasi agar berhati-hati dalam berbuat, melangkah, dan berbicara. Pada akhirnya, ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah kian meningkat dari hari ke hari. (wol/republika/mrz/d1)
Discussion about this post