JAKARTA, Waspada.co.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan Presiden Prabowo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memiliki hubungan pribadi yang panjang.
Menurutnya, pertemuan bukan hal yang urgen jika melihat sejarah baik kedua tokoh tersebut. Demikian disampaikan Muzani kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (15/1).
“Hubungan antara Pak Prabowo dengan Ibu Megawati dari awal atau sejak awal adalah hubungan pribadi yang panjang. Hubungan pribadi yang baik. Jauh sebelum Pak Prabowo jadi Presiden, keduanya memiliki hubungan pribadi yang baik. Baik Pak Prabowo ataupun Ibu Mega. Karena itu ketika Pak Prabowo terpilih menjadi Presiden, itu hubungannya juga tetap terjalin,” kata Muzani.
Muzani mengatakan, meski keduanya belum pernah bertemu, namun komunikasi keduanya tetap dilakukan dengan berbagai macam cara sehingga pesannya dapat tersampaikan. Walaupun PDIP tak masuk dalam kabinet namun tetap mendukung pemerintahan Prabowo.
“Kemudian itulah yang menyebabkan meskipun PDI Perjuangan secara formal tidak masuk dalam pemerintahan, tetapi kami merasa bersyukur bahwa PDI tidak akan kemana-mana, PDI Perjuangan tetap mensupport, mendukung pemerintahan Prabowo,” ucapnya.
Menurutnya, pidato Megawati saat HUT PDIP beberapa hari lalu menunjukan ada sinyal politik yang positif. “Ini adalah sebuah sinyal positif bagi situasi dan politik yang makin kondusif. Itu terjadi karena ada hubungan pribadi antara dua pemimpin yang makin hari, makin bagus. Dan itu bukan hubungan 1-2 hari, tapi telah dilalui cukup panjang, jauh sebelum beliau jadi Presiden,” ungkapnya.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco menyebut adanya potensi pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurut Dasco, hubungan antara PDIP dan Gerindra sejauh ini terus berkembang ke arah yang baik.
“Saya pikir ada pertemuan-pertemuan yang kemudian digagas oleh kawan-kawan, baik dari PDIP maupun dari Gerindra, itu yang saya dengar,” kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/1).
Meski demikian, Dasco belum dapat memastikan pertemuan kedua tokoh nasional itu apakah akan digelar sebelum atau setelah kongres PDIP.
“Tergantung komunikasi-komunikasi yang dilakukan teman-teman. Jadi mungkin kalau intens dilakukan mungkin bisa atau kemudian sebelum atau sesudah,” kata Dasco. (wol/inilah/man/d2)
Discussion about this post