RANTAUPRAPAT, Waspada.co.id – Kepala Desa N 4, Kecamatan Bilah Hulu, Labuhanbatu, Robby Zulfandi SE, ketika dikonfirmasi wartawan di halaman kantornya Senin, (10/6) mengaku belum menyalurkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) kepada warga tidak mampu di desa itu.
Katanya, pada tahun 2024, Desa N4 diproyeksikan mendapat kucuran anggaran yang bersumber dari dana desa (DD) sebesar Rp600 juta lebih, serta alokasi dana desa (ADD) sebesar Rp500 juta, dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (BHPR) Rp40 juta.
Dia menjelaskan, untuk DD telah diterima pencairan tahap pertama sebanyak 60 persen dari total anggaran yaitu sebesar Rp300 juta lebih. Sedangkan ADD hingga saat ini sama sekali belum ada disalurkan oleh Pemkab Labuhanbatu ke rekening desa.
“Kita dana desa cair Rp300 juta. Sekarang 2 tahap, 60-40. ADD kita kurang lebih Rp500 juta belum ada turun. Itu dari kabupaten, masih di proses,” jelasnya
Menurut Robby, DD sebesar Rp300 juta lebih yang sudah diterima telah digunakan untuk program kampung iklim. Sementara itu, pembagian BLT DD yang seharusnya dilaksanakan minggu kemarin hingga kini belum dilaksanakan karena sibuk urusan persiapan terkait lomba administrasi PKK.
“Yang sudah dikerjakan itulah kita kampung iklim. Kemudian BLT DD, harusnya minggu kemarin kita uda bagi BLT DD tahap 2. Cuma karena persiapan kegiatan, kita masukan nanti di minggu ini atau di minggu depan nanti harus sudah kita bagi tahap 2 yang April – Juni,” tambahnya.
Mengenai program kampung Iklim, Robby menerangkan itu merupakan program ketahanan pangan yang aplikasinya berupa pemanfaatan pekarangan sekitar rumah untuk menanam sayur-sayuran.
“Aplikasi dilapangan pemanfaatan pekarangan sekitar rumah, dari hasil ketahanan pangan itulah dimanfaatkan warga dijual. Kemudian kita Posyandu dari pangan lokal. Gak perlu beli lagi dari luar. Jadi nilai plus kita, makanya masuk penilaian,” terangnya.
Selain menanam sayuran, sambung Robby, juga ada tanaman 3 macam jambu air yaitu jambu madu, jambu kristal dan jambu biasa sebanyak 200 pokok. Anggaran untuk tanaman buah itu dialokasikan sebesar Rp30 juta dengan rincian Rp15 juta digunakan untuk pembelian 200 pokok bibit tanaman buah dan Rp15 juta lagi untuk pengadaan pupuk.
Kata Robby, bibit buah jambu itu dibeli dari Kota Rantauprapat oleh Sekretaris Desa (Sekdes) sebagai Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Namun, dimana persisnya tempat pembelian bibit itu, Robby mengaku tidak tahu pasti.
“Pak sekdes lagi gak ada pula ini. Tadi mungkin dia ijin ini. TPK nya ada Sekdes.
Kemarin kita arahkan ke pak Sekdes. Anggaran bibit buah 200 pokok itu Rp15 juta. Rp15 juta lagi belum kami belanjakan untuk pupuk,” katanya.
Robby menyebut, bahwa pembelian bibit buah jambu itu tidak melalui proses permintaan penawaran secara tertulis kepada pengusaha penyedia bibit. Dia mengaku, seharusnya penawaran itu memang ada. Namun karena sibuk urusan persiapan lomba administrasi PKK, penawaran itu tidak dibuat.
“Permintaan penawaran belum ada kita buat tertulis memang. Harusnya memang ada. Ini kita terbuka saja, karena kan kemarin mau persiapan lomba juga kan, mau kita apa ya uda kita pesan, secara administrasi kita buat,” tutupnya. (wol/ndi/d1)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post