MEDAN, Waspada.co.id – Calon Walikota Medan Nomor 2 (DUA), Prof Ridha Dharmajaya menegaskan jika dirinya bukanlah wayang yang bisa dimainkan oleh dalang.
Pernyataan itu disampaikannya saat memberi sambutan dalam acara agenda silaturahmi dengan sejumlah pengurus aliansi ormas Islam Sumatera Utara di Posko Pemenangan Prof Ridha Dharmajaya, Jalan Pemuda Medan, Senin (21/10) malam.
“Saya ingin ingatkan kepada semua sahabat dan jamaah yang hadir di sini, saya masih komitmen berjalan di atas kebenaran. Saya bersama Abdul Rani terus berjuang tanpa dibantu cukong karena kita tidak ingin nantinya seperti wayang yang diatur oleh dalang,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Prof Ridha tak menampik mulai berkurangnya intensitas komunikasi dengan sejumlah aliansi Ormas Islam beberapa waktu belakangan.
“Adanya kegundahan sesama aktivis Islam karena lost contact dan hubungannya sempat berjarak, saya minta maaf. Kita selama ini memang terus bergerak menemui orang-orang untuk menghempang money politic (politik uang). Seperti saya bilang tadi kita gak mau ada cukong. Sehingga, saat kita menang tidak menjadi wayang pemilik uang. Untuk itu, kita harus sendiri menyapa dan turun ke lapangan menemui masyarakat,” ujarnya.
“Kita seperti pakai jurus mabuk. Mutar-mutar demi meningkatkan popularitas dan elektabilitas serta kampanye apa yang membedakan kita dengan calon lainnya,” ujarnya melanjutkan.
Dalam kesempatan itu, aktivis Islam dan juga ulama kondang kota Medan, Ustaz Heriansyah S.Ag mengajak semua aktivis kelompok Islam yang hadir agar meningkatkan Trust atau kepercayaan terhadap sosok Prof Ridha.
Berangkat dari pengalaman Heriansyah yang gagal maju pada pemilihan legislatif beberapa waktu lalu diakibatkan trust dari para aktivis Islam kepada dirinya.
“Saya memutuskan nyaleg waktu itu karena saya yakin ada 300 ribu suara aktivis yang bisa mendukung saya di Sumut. Ini autokritik buat kita semua, saya tidak terpilih, aktivis itu hilang suaranya saat pemilihan dan bersuara lagi ketika habis pemilihan,” ucapnya.
Berangkat dari pengalaman itu, Heriansyah juga mengingatkan, agar terus bergerak dan semua aktivis mengajak para jamaah agar selalu menyampaikan 2 dan 2. Menurutnya perubahan ini adalah linier bentuk simbiolisme antara Pilwakot dan Pilgubsu.
“Kita harus sampaikan angka 2 ini 2 kali. Ada simbolis antara pilwakot dan pilgub. Kalau Qadurullah (ketenduan takdir atau ketetapam Allah SWT, Sumut 2 Medan 2, maka Sumatera Utara ini jadi milik kita bersama. Tentang komunikasi ada hambatan, karena tidak sampai ke kita, karena kita sifatnya lebih terkesan menunggu. Ke depan perlu kita formalkan lagi komunikasi kita,” ucapnya.
Di tempat yang sama, aktivis Islam Wanita, Bunda Ronny menyatakan, perjuangan ini ada yang formal dan ada yang tidak formal. Saatnya kita memberikan penghargaan atas perjuangan Prof Ridha. “Jangan pernah rendah semangat, gak ada kata mundur,” tegasnya.
Turut hadir dalam agenda pertemuan Aliansi Ormas Islam, Bunda Mislaini, Ustaz Nasir, Pengurus KAHMI dan puluhan tokoh aliansi ormas Islam lainnya. (wol/ags)
Discussion about this post