MEDAN, Waspada.co.id – Melalui rangkaian seminar dan sosialiasi pengembangan di sektor bisnis, PT Bank Sumut bersinergi dengan BPR/BPRS di Sumatera Utara dalam mengembangkan peluang binsis industri keuangan.
Bank Sumut melihat bahwa potensi tersebut mampu mendongkrak sektor keuangan di tengah-tengah tantangan ekonomi global saat ini.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Sumut, Babay Farid Wazdi menuturkan kegiatan ini tentunya akan menjadi wadah yang terbuka untuk Bank Sumut dan BPR/BPRS memnyatuhkan peluang bersama dalam memajukan sektor perbankan dari berbagai aspek, penguatan permodalan dan hingga digitaliasi literasi keuangan.
“Sehingga, tidak menutup kemungkinan kedepan Bank Sumut yang dianggap sebagau ayah angkat dari para BPR/BPRS bisa melakukan kolaborasi dari segi permodalan mungkin kedepannya bisa dikasi, sehingga para BPR/BPRS butuh permodalan bukan hanya pinjaman dan teknologi,” tuturnya, Selasa (23/7).
Dikesempatan yang sama, Ketua PERBARINDO Sumut, Hardey Sabar bahwa dari awal PERBARINDO sampaikan bahwa Bank Sumut dianggap sebagai bapaknya BPR/BPRS.
“Tentu dengan harapan, Bank Sumut lebih perhatian kepada kami, dengan melakukan serta meningkatka kerjasama dan sinergitas antara Bank Sumut sebagai bapak dari anak anak DPD PERBARINDO, melaukan kolaborasi-kolaborasi baik dari segi permodalan ke depannya, serta meningkatkan kolaborasi teknologi dan produk-produk yang mampu mendorong kemajuan sektor bisnis keuangan,” ucapnya.
Kemudian di sesi seminar yang menjadi narasumber adalah Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Naslindo Sirait.
Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa di era revolusi 4.0 menuntut kemampuan bekerjasama kolaborasi bukan kompetisi WIN-LOSE (Zero Sum Game) Kolaborasi menghasilkan WIN-WIN menghasilkan kinerja yang eksponansial.
“Karena, kapan saja kita akan dihadapi dengan krisis ekonomi, krisis pangan , krisisi energi, krisis iklim, krisis geopolitik, sehingga pembiayaan kita bisa masuk di sektor sektor tersebut dengan mencari peluang , dengan melakukan kerjasama dan sinergitas kepada banyak pihak,” ungkapnya.
Membangun dan membuka peluang yang besar kepada para UMKM contohnya, akan menjadikan kemajuan yang tentu memiliki valeu di sisi bisnis perbankan itu sendiri.
“UMKM di Sumut itu potensi luar biasa, dan banyak masyarakat yang sudah mulai tertarik dalam memasarkan produk-produknya dengan kualitas dan kemasan yang cukup menarik, ini menjadi kemudahan kita untuk menjualnya, potensi ini ada, jadi harus dimanfaatkan dengan baik,” jelasnya.
“Berdasarkan data, jumlah UMKM Sumut dengan total usaha 871.650 yang terdiri dari usaha mikro sebanyak 868.218, usaha kecil 3.020 dan usaha menengah sebanyak 412, sehingga yang menjadi tantangannya adalah di mana yang harus dihadapi masalah umkm adalah pembiayaan , kondisi pasar, keterbatasan sdm, butuh adaptasi teknologi, pengaturan stok dan berbagai hal lainnya, di sini kita membukan peluang tersebut agar bisa berjalan bersama dalam membangun bisnis keuangan dengan kemajuan UMKM yang naik kelas ke depannya,” tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post