MEDAN, Waspada.co.id – Kreativitas bank sampah induk di Sumatera Utara dalam mengolah sampah anorganik tidak perlu diragukan lagi. Hal ini terbukti, bank sampah induk mampu mengubah sampah anorganik menjadi barang yang memiliki nilai ekomoni yang tinggi.
Dalam aksi bersih Sungai yang dilakukan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara melalui program Green Employee Involvement bersama pemerintah daerah, komunitas peduli lingkungan dan para influencer Kota Medan dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan 4.260 kg sampah yang terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.
General Manager PLN UID Sumatera Utara, Saleh Siswanto menuturkan sebagai kota ketiga di Indonesia, Kota Medan menjadi salah satu penghasil sampah lebih kurang 2.000 ton setiap hari. Guna mengatasi persoalan tersebut dibutuhkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat.
“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia, PLN menggelar aksi bersih sampah di Desa Bandar Klippah, Kabupaten Deliserdang ini. Harapannya, setelah aksi bersih-bersih sungai ini, masyarakat tidak membuang sampah lagi di sungai,” tuturnya, Sabtu (8/6).
Dalam aksi ini PLN berkolaborasi dengan bank sampah induk untuk mengelola limbah sampah. Produk hasil daur ulang dari limbah sampah anorganik tersebut juga dapat dibeli dan dipergunakan masyarakat.
“Sampah yang telah melalui proses pemilahan dari aksi bersih sungai, kemudian akan didaur ulang menjadi barang yang dapat digunakan Kembali. Untuk itu, PLN berkolaborasi dengan bank sampah induk untuk mendaur ulang limbah sampah tersebut,” ungkapnya.
Ketua Bank Sampah Induk, Armawati Chaniago, menjelaskan pihaknya mampu mengolah sampah anorganik menjadi barang bernilai tinggi dengan peralatan yang canggih.
“Sampah-sampah anorganik yang telah dipilah, akan kami daur ulang menggunakan peralatan canggih yang kami miliki. Hasil pengolahan tersebut akan menjadi bahan baku furniture, kotak parcel, batu bata, tas aneka produk lainnya,” jelas Armawati.
Selain untuk mengurangi potensi timbunan sampah anorganik di Kota Medan, produk yang dihasilkan dari sampah tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Harapannya, bank sampah ini mampu membentuk kelompok usaha sehingga pemasaran barang kerajinan yang dihasilkan bisa semakin mudah,” tutup Armawati. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung
Discussion about this post