JAKARTA, Waspada.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan telah memeriksa Kepala Desa (Kades) Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten, Arsin Bin Asip, terkait pagar laut di perairan Tangerang.
Informasi tersebut disampaikan Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto Darwin. Ia menyebut selain Kades Kohod, pihaknya juga turut memeriksa 13 nelayan.
“Pada 30 Januari 2025, KKP telah memanggil Kepala Desa Kohod dan 13 nelayan untuk dimintai keterangan,” kata Doni, Jumat (31/1).
Meski demikian, ia tak menjelaskan nama-nama yang telah diperiksa KKP.
Ia hanya menegaskan pemeriksaan yang dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP itu merupakan pengembangan dari pemeriksaan sebelumnya.
Sebelumnya pada 21 Januari 2025, KKP telah memeriksa dua nelayan yang mewakili Jaringan Rakyat Pantura (JRP).
“Sebelumnya (yang diperiksa) dua orang, tambah yang kemarin (kepala desa dan 13 nelayan),” ujarnya.
Dia mengatakan serangkaian pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari proses penegakan sanksi administratif sesuai kewenangan KKP yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan, yaitu PP 21/2021, PP 85/2021, dan PermenKP No 31/2021.
Kades Kohod Arsin Bin Asip belakangan ini menjadi sorotan publik usai terlibat perdebatan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid terkait status lahan pagar laut di perairan Tangerang.
Nusron menyebut, berdasarkan klaim Arsin, lahan tersebut dulunya empang, namun kini telah berubah menjadi laut akibat abrasi.
Arsin pun sempat dikabarkan tak terlihat di rumahnya sejak bertemu dan berdebat dengan Menteri ATR/BPN pada 24 Januari 2025.
Rumah Arsin di Desa Kohod, Paku Haji, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (31/1)pun tampak sepi.
Berdasarkan penelusuran jurnalis Kompas TV, Eka Marlupy, hanya terlihat sejumlah kendaraan yang terparkir di teras rumah Arsin, seperti mobil dinas berpelat merah, sedan mewah berwarna putih, dan beberapa sepeda motor.
Namun, sejumlah pekerja yang sedang merenovasi rumah tersebut, enggan berkomentar terkait keberadaan Kades Kohod. (wol/kompastv/ryp/d2)
Discussion about this post