RANTAUPRAPAT, Waspada.co.id – PT Maxima Indietech Media (MIM) mengaku menandatangani kontrak pengadaan e-katalog senilai Rp712 juta dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Labuhanbatu, untuk pengadaan aplikasi spod baca beserta pendukungnya seperti ebook, video book, website, dan totem sign.
“Kalau gak salah saya, ini kalau gak salah ya, kontraknya tujuh ratus dua belas juta. Kalau gak salah. Itu kan untuk kegiatan ada pembuatan video, ada pembuatan totem sign, ada ebook, Jadi akumulatif kontrak itu,” kata Humas PT MIM, Wana Choi, melalui sambungan telepon Jumat (7/2) siang.
Menurut Wana, pihaknya memang pernah berkomentar di media sosial menggunakan akun facebook bukuonline_sholawat untuk mengklarifikasi surat terbuka penulis buku Tere Liye yang dibagikan oleh Muhammad Riduan di akun facebook pribadinya. Komentar itu disampaikan sebagai bentuk sikap kooperatif PT MIM mengkonfrontir persoalan yang ada.
Wana menuding Muhammad Riduan mempolitisir persoalan ebook Tere Liye di aplikasi Spod Baca yang baru dilaunching oleh Pelaksana tugas (Plt) Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar S.Pd MM. Penyebabnya, Muhammad Riduan tidak berada di kubu Ellya Rosa Siregar yang mencalonkan diri sebagai wakil bupati di Pilkada Labuhanbatu tahun 2024.
“Jadi ada namanya Riduan. Mungkin tau lah bapak disitu, Riduan sebelah Maya. Jadi ya sementara disitu ada Plt yang baru launching lah kegiatan kemarin,” jelasnya.
Mengenai janji untuk melampirkan izin publikasi ebook Tere Liye, Wana mengatakan itu merupakan urusan penerbit ebook dengan penulis, dan bukan urusan PT MIM. Sebab PT MIM hanya sebagai penyedia e-katalog saja.
“Jadi untuk mengenai izin-izin ,PT MIM itukan penyedia untuk e-katalog. Jadi apa kebutuhan segala macam itu sudah tinggal diberikan sama si penerbit,” katanya.
Lagian, lanjut Wana, ebook Tere Liye hanya digunakan sebagai prototype untuk menggaungkan aplikasi spod baca dan tidak diposting dalam aplikasi spod baca di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Labuhanbatu.
“Artinya yang untuk buku Tere Liye itu tidak ada di aplikasi spod baca. Hanya prototype, dan itu sudah di apain sama penerbit yang ada di e-katalognya PT MIM,” ucapnya.
Wana menjelaskan, PT MIM merupakan perusahaan peng-klik-an saja yang ada di halaman e-katalog. Sedangkan ebook yang ada di aplikasi Spod Baca, diperoleh dari beberapa penerbit.
“PT MIM ini untuk perusahaan pengklikan saja. Untuk perusahaan e-katalog. Kemudian kalau ebook itu kan dari beberapa penerbit dia masuk,” jelasnya.
Kemudian, wartawan bertanya. Apakah artinya PT MIM membeli ebook dari penyedia lain, Wana membenarkannya dan mengatakan ada beberapa distributor penyedia ebook.
Namun, dia mengungkapkan persoalan terkait ebook Tere Liye menjadi gaduh di publik karena ada salah satu perusahaan distributor ebook yang sengaja meributi pengadaan spod baca tersebut.
“He..eh (iya). Distributor penyedia ebooknya ada berapa perusahaan, dan itulah satu perusahaan lah kemarin yang ribut,” ungkapnya.
Perusahaan penyedia ebook yang ribut tadi, kata Wana, lalu bercerita kepada Muhammad Riduan. Selanjutnya, oleh Muhammad Riduan permasalahan ebook Tere Liye dipolitisir, karena berseberangan dengan Plt Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar S.Pd, MM, yang sebelumnya melakukan launching aplikasi spod baca.
“Ada (perusahaan) yang mengadu ke si Riduan. Artinya kebetulan kenal, cerita segala macam, kebetulan disitulah terus di politisir. Kan gitu. Dipolitisir ajanya itu,” ucapnya.
Wana mengungkapkan, distributor ebook yang ribut itu sebelumnya juga turut menyampaikan penawaran kepada Dinas Perpustakaan Labuhanbatu terkait pengadaan spod baca. Namun penawaran ditolak karena distributor itu tidak memenuhi persyaratan.
“Persaingan dalam bisnis juga lah. PT yang ribut ini tidak memenuhi persyaratan dia,” ungkapnya.
Katanya lagi, nilai pengadaan ebook hanya sekitar Rp 200 juta dari Rp 712 juta kontrak pengadaan aplikasi spod baca dan perlengkapan lainnya yaitu ebook, website, video book, dan totem sign.
“Jadi ibaratnya siapa ini tadi kan mempolitisir sebanyak-banyaknya, Padahal bukan segitu. Nilai ebooknya cuma sekitar dua ratus juta,” katanya. (wol/ndi/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post