MEDAN, Waspada.co.id – Moment pesta demokrasi dirayakan semua lapisan masyarakat, tak terlepas warga Kota Medan.
Namun ada yang luput dari perhatian masyarakat yang tinggal di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, bahwa satu ekor harimau Sumatera kembali mati di Medan Zoo yang dikelola Pemko Medan, di bawah pengawasan Perusahaan Umum Daerah Pembangunan.
Jika ditotal, sudah lima ekor satwa endemik Sumatera ini mati dengan kondisi yang bermacam-macam. Akan tetapi para pejabat daerah di Kota Medan terkesan biasa saja dengan peristiwa kematian harimau Sumatera tersebut.
Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang ditemui para awak media usai memberikan hak suaranya di TPS 34 Kompleks Tasbi Blok VV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang, Rabu (14/2), mengatakan usia harimau Sumatera kalau di alam liar hanya selama 15 tahun dan 20 tahun di dalam penangkaran.
“Medan Zoo itu gagal dalam breeding (pembiakan)-nya. Harimau itu mati, nggak ada penerusnya. Kita lihat berapa jumlah breading di Medan Zoo. Bukan harimau gak boleh mati! Kalau itu nggak dikutip, saya malas lagi jawab di media. Dia (harimau) mati, tapi belum sempat ada penerusnya,” jelasnya.
Bobby menambahkan, keberadaan Medan Zoo bukan untuk memperpanjang umur binatang yang ada di dalamnya. “Bukan berarti binatang gak boleh mati, tapi lihat juga semua faktornya, umur, pola pakannya, pola perawatannya ini juga bisa dijadikan salah satu faktor-faktor kenapa penyebabnya mati,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Bobby, opsi merelokasi satwa yang ada di Medan Zoo sempat terwacanakan. Dikhawatirkan, di tengah perjalanan (merelokasi binatang), hewan tersebut mati.
“Itu (Medan Zoo) akan dibongkar, sudah dimulai. Makanya seperti yang saya bilang, di perjalanan pas direlokasi, hewannya mati. Makanya kita lihat, apakah tetap di situ tapi pindah kandangnya. Apakah bisa direlokasi, jaraknya berapa jauh maksimal. Semua itu perlu perhitungan,” pungkasnya. (wol/mrz/d2)
Editor AGUS UTAMA
Discussion about this post