MEDAN, Waspada.co.id – Alquran mengabadikan keagungan Allah SWT dan juga menunjukkan tanda kebesaran-Nya. Salah satu tanda kebesaran Allah SWT terdapat pada hewan. Allah SWT tidaklah serta-merta menciptakan sesuatu tanpa adanya manfaat, termasuk juga hewan. Allah SWT berfirman:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (QS Al An’am ayat 38)
Dr Nadiah Thayyarah, dalam “Sains dalam Al-Qur’an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah”, menyampaikan, semua hewan dan perilakunya telah diteliti dengan metode yang paling canggih. Bahkan, para ilmuwan juga menggunakan satelit-satelit buatan untuk meneliti kehidupan hewan ini.
Para peneliti telah sampai pada kesimpulan bahwa hewan-hewan tersebut ada di tiga habitat kehidupan, yaitu udara, permukaan bumi, dan perairan.
Penelitian-penelitian itu senantiasa menemukan hal-hal baru setiap kali peralatan dan pengetahuan manusia bertambah maju.
“Penelitian-penelitian ini juga menemukan adanya suatu keteraturan yang sangat tinggi dalam kehidupan para penghuninya, yaitu keteraturan dalam hal migrasi, pertumbuhan, perlindungan diri, pencarian makanan, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Hewan-hewan merupakan lapangan yang terbuka bagi setiap orang yang ingin mempelajari keajaiban kehidupan di alam. Para ilmuwan memperkirakan jumlah hewan lebih dari dua juta keluarga.
“Dari jumlah itu, hanya sedikit saja yang sudah diteliti hingga sekarang. Dan dari penelitian yang sedikit ini didapat kesimpulan bahwa ada Allah yang telah menciptakan semua itu dan membuatnya teratur,” paparnya.
Nadiah juga menjabarkan beberapa keajaiban hewan. Pertama, burung-burung memiliki insting untuk kembali ke tempat asalnya, yang dianugerahkan Allah kepadanya. Misalnya burung bulbul.
Burung ini bermigrasi ke selatan pada musim gugur, dan kembali lagi ke sarang asalnya pada musim semi berikutnya. Burung merpati bisa kembali dan tidak tersesat menemukan sarangnya setelah melewati perjalanan panjang dalam menunaikan tugasnya.
Kedua, lebah madu dapat menemukan sarangnya meskipun angin kencang berembus menerpa semak-semak dan pepohonan. “Itu semua merupakan bukti yang bisa dilihat tentang adanya Sang Pencipta,” terang Nadiah.
Ketiga, jika seseorang meninggalkan kuda yang sudah tua sendirian, maka ia bisa kembali pulang walaupun pada malam gelap gulita.
Kuda tersebut bisa melihat dalam kegelapan dengan merasakan perbedaan suhu panas antara jalanan dan yang bukan jalanan, dengan kedua matanya yang hanya mampu menangkap secercah cahaya.
Keempat, burung hantu dapat melihat tikus yang bertubuh hangat dan kecil, yang berlari menyusuri rerumputan dingin di tengah gelapnya malam. Adapun manusia harus menyalakan cahaya untuk bisa melihat seperti itu.
Kelima, kerang memiliki sejumlah mata yang menyerupai mata manusia dan berkilau. Namun, mata kerang memiliki semacam cermin pemantul yang banyak sekali. Cermin itu untuk membantu kerang melihat benda-benda dari sisi kanan ke atas.
Cermin semacam ini tidak terdapat pada mata manusia. Adanya cermin pemantul tersebut tidak lain karena kerang tidak memiliki kekuatan pikiran seperti manusia.
Keenam, yaitu keunikan yang ada pada lebah madu karena ia tidak melihat bunga-bunga yang mekar sebagaimana manusia lihat. Lebah madu melihatnya dengan cahaya ultraviolet sehingga bunga-bunga itu menjadi sangat menarik baginya.
Ketujuh, ialah anjing yang dianugerahi hidung dengan penciuman yang sangat tajam dan bisa mengenali bau hewan yang dilewatinya. Tidak ada perangkat khusus yang berhasil diciptakan manusia untuk menguatkan indera penciumannya. “Bahkan, kita hampir tidak tahu dari mana harus memulai untuk menciptakan alat tersebut,” terangnya.(wol/republika/mrz/d2)
Discussion about this post