GUNUNGTUA, Waspada.co.id – Miris, dunia pendidikan kembali tercoreng. Di mana empat orang siswi salah satu sekolah dasar negeri di Kecamatan Padang Bolak Julu Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) diduga menjadi korban pencabulan dan pelecehan oleh kepala sekolah. Akibat kejadian tersebut, dua orang siswa yang diduga menjadi korban tidak lagi mau masuk sekolah karena merasa malu.
Mendapatkan adanya kabar dugaan pencabulan dan pelecehan terhadap siswa sekolah dasar tersebut, Waspada Online mencoba mengkonfirmasi Kabid Dikdas Kabupaten Paluta Ernida Hartarti Siregar. Ia pun membenarkan kejadian ini dan menyebut jumlah korban sebanyak empat orang siswa yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah dan telah mencoreng dunia pendidikan.
“Sejauh ini kita telah memberhentikan kepala sekolah tersebut atas nama RRN (inisial) dan saat ini telah dipindahkan ke Dinas Pemuda dan Olahraga,” ungkapnya, Kamis (10/10).
Ernida berdalih, saat ini kepala sekolah tidak diproses hukum atas permintaan keluarga korban karena takut dan malu atas kejadian yang menimpa anak-anak mereka. Sehingga pihaknya hanya memindah kepala sekolah ke dinas lainnya.
“Jadi dipindahkan akibat perlakuan cabul dan pelecehan tersebut, di mana kepala sekolah tersebut sebelumnya sudah menjabat selama sepuluh tahun menjabat di sekolah itu.
Ernida menambahkan, dari keterangan wali murid yang ia terima, para korban mendapati tindakan amoral dari Kepsek RRN. Keempat korban pelecehan menjadi trauma, namun sudah kembali belajar seperti sedia kala.
Dari penelusuran yang dilakukan, didapat keterangan dari seseorang yang tak mau disebutkan namanya bahwa kejadian tersebut terjadi di salah satu ruangan UKS dan kejadian sudah berlangsung selama beberapa tahun dialami keempat korban yang belakangan diketahui dua di antaranya merupakan adik kakak.
“Dan saat ini kedua korban tidak lagi mau masuk sekolah karna merasa malu dan mengalami trauma berat akibat kelakuan kepala sekolah terhadap mereka,” pungkasnya. (wol/bon/d1)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post