MEDAN, Waspada.co.id – Calon Wali Kota Medan Nomor urut 2, Ridha Dharmajaya akan terus menjaga dan memupuk toleransi umat beragama sebagai salah satu kunci kekuatan mendorong Kota Medan maju di tengah keberagaman warganya.
Bahkan, komitmen dan bukti bahwa perbedaan dan keberagaman yang dimiliki Medan adalah sebuah kekuatan itu ditunjukkan Ridha dengan melakukan silaturahmi ke sejumlah gereja yang ada di Medan, Minggu (13/10).
Ridha yang didampingi Sekretaris Umum Tim Pemenangan Ridha-Rani, Boydo HK Panjaitan memulai silaturahmi itu dengan hadir pada pesta peletakan batu pertama pembangunan kantor pusat Gereja Methodist Merdeka Indonesia di Jalan Gedung Arca Medan.
Disana, Ridha pun disambut langsung oleh pimpinan pusat Gereja Methodist Merdeka Indonesia, Pdt Poltak Sinaga dan sejumlah pendeta dan jemaat yang sengaja menunggu kehadiran Ridha.
Bahkan kehadiran Ridha yang berpasangan dengan Abdul Rani itu disambut dengan hangat oleh jemaat gereja tersebut yang dengan memberikan rasa hormat kepada Ridha untuk meletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan kantor pusat gereja tersebut.
Setelah itu, pasangan yang mengusung MEDAN BERANI (Bersama Ridha dan Rani) itu pun kembali melakukan silaturahmi dengan menghadiri Pesta Gotilon HKBP Mandala-I Ressort Mandala I yang terletak di Jalan Tangguk Bongkar V, Kelurahan Tegal Sari Mandala (TSM), Medan Denai.
Dan disambut hangat oleh Pendeta HKBP Ressort Mandala I Pdt Leonardo R Sinambela STh MPdk.
Berikutnya, Dokter spesialis bedah saraf itu pun hadir dalam Perayaan Pra Yubileum 50 Tahun Emas Gereja Protestan Persekutuan (GPP) yang digelar di Gedung Pemuda Kompleks Kantor Pusat GPP Jalan Sempurna Ujung No. 229 Medan.
Sama seperti di gereja Methodist Merdeka Indonesia dan di gereja HKBP Ressort Mandala-I, oleh pimpinan GPP Bishop Pdt. Makmur Simaremare, S.Th, MM. didampingi Sekjen Pdt. Brani Jaya Hutauruk, M.Th, Ridha pun diulosi dengan pengharapan Ridha dan Rani bisa memenangkan kontestasi Pilkada Medan yang digelar 27 November 2024 nanti.
Dan terakhir adalah dengan hadir pada Pesta Gotilon dan Perayaan Oikumene Inklusif yang digelar HKBP Uskup Agung Sugiopranoto Medan.
Di kesempatan itu, Ridha Dharmajaya pun menyampaikan harapan untuk kehidupan beragama di Kota Medan.
Menurutnya, harmoni keberagaman di Kota Medan merupakan sesuatu yang harus terus terjaga.
“Bapak, Ibu. Keberagaman dan perbedaan harus dijadikan sebagai ‘pemersatu’ dan tujuan yang sama yang Bhinneka Tunggal ika. Artinya, saya dan kita semua yang hadir di sini tidak bisa memilih dari agama maupun suku apapun. Bahkan, jika saya dilahirkan dari orang batak maka saya juga tidak akan memilih marga apa yang saya gunakan,” katanya.
Dikatakan, bahwa perbedaan dan keberagaman yang dimiliki oleh Medan ini jangan menjadi sebuah celah bagi pihak-pihak yang menginginkan perpecahan.
Menurutnya, perbedaan dan keberagaman itu dijadikan satu tujuan dalam mewujudkan Tunggal Ika.
“Artinya, bagaimana kita sama-sama memiliki satu tujuan yang sama untuk menyelamatkan generasi kita para anak kita nantinya tidak akan menumpang di rumah sendiri. Bagaimana itu bisa kita lakukan, yakni menyiapkan generasi muda medan ke depan merupakan generasi emas yang bukan secara akademis tapi juga berkarakter,” katanya.
Mewujudkan itu, katanya, melalui pendidikan yang berkualitas dengan memulainya dengan membentuk karakter anak dengan pemahaman nilai-nilai keagamaan.
“Maka, disini diperlukan peran serta semua pemuka agama dan tokoh-tokoh agama. Ke depan seluruh pemuka dan tokoh agama akan dirangkul dan dijadikan mitra untuk memberikan masukan dalam upaya menanamkan nilai-nilai agama kepada generasi muda sejak dini melalui pemuka agama masing-masing misal Islam dengan para ustaznya, Kristen Katolik dengan Romo atau Uskup, Kristen Protestan dengan Pendetanya, Hindu dengan Pandita serta Buddha dengan para Bhiksunya,” jelasnya.
Ia menekankan, hadirnya tokoh agama turut berperan dalam menjaga budaya toleransi dan kehidupan beriman.
“Semoga harmoni keberagaman di Kota Medan dapat terus terjaga, tentunya dengan hadirnya tokoh-tokoh agama yang selalu berperan,” ujarnya.
Sementara, Sekretaris Umum Tim Sukses Ridha-Rani, Boydo HK Panjaitan menyebutkan bahwa hadirnya Ridha untuk silaturahmi dengan umat Kristiani di Medan bukan karena mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan.
Menurut Politisi PDI Perjuangan Medan itu, bahwa Ridha-Rani menyadari betul bahwa keberagaman agama, suku dan ras yang dimiliki Medan merupakan sebuah kekuatan untuk mendorong kemajuan kota ini.
Apalagi, katanya, secara pribadi Boydo kerap menyaksikan bahwa Ridha itu sosok yang bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.
“Amang, Inang (Bapak dan Ibu bahasa batak), kenapa Amang dan Inang harus memberikan kesempatan bagi Prof Ridha untuk memimpin Medan ini, karena saya menyaksikan dalam beberapa kesempatan Prof Ridha selalu melakukan kewajibannya untuk Shalat tepat waktu dan selalu menyegerakan bilamana masuk waktu untuk Shalat,” katanya.
Dari sikap yang ditunjukkan itu, katanya, Prof Ridha bisa menjalankan kewajibannya untuk beribadah dengan penuh tanggungjawab.
Dan sebagai umat Kristiani,katanya yang mengutip bunyi Ayat dalam Alkitab yang berbunyi “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu,” adalah Matius 6:33-34.
“Artinya apa, Amang dan Inang. Sebagai seorang muslim Prof Ridha menjadikan ibadah shalat hal utama yang harus dilakukan sebagai cara menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Jika hubunganya dengan Tuhan bisa dilakukan dengan tanggung jawab maka diyakini jika terpilih sebagai wali kota, Prof Ridha juga akan melayani masyarakat Medan dengan baik,” pungkasnya. (wol/ags/d2)
Discussion about this post