JAKARTA, Waspada.co.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Provinsi Aceh mewaspadai potensi banjir. Hal tersebut dipicu curah hujan intensitas tinggi disertai angin kencang yang mengguyur wilayah berjulukan Tanah Rencong itu, dalam tiga hari ke depan.
Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh Nabila mengatakan peringatan dini ini berlaku untuk tiga hari ke depan. BMKG mencatat ada 19 kabupaten/kota yang berada pada kategori waspada berbasis dampak bencana alam akibat cuaca ekstrem.
“Waspada potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat yang terus menerus maupun dengan durasi lama,” katanya dilansir dari laman republika, Sabtu (7/12).
Dalam beberapa hari ini, BMKG memantau adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Aceh, serta aktifnya monsoon Asia dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang menyebabkan suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat menjadi signifikan. “Selain itu, kondisi anomali suhu muka laut yang hangat di perairan barat Aceh juga dapat meningkatkan potensi penambahan massa uap air. Beberapa kondisi ini dapat berpotensi terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh,” katanya.
Daerah yang masuk kategori waspada tersebut, seperti Kabupaten Aceh Utara, Bireuen, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Singkil, Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Barat, Subulussalam, Bener Meriah, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Lhokseumawe, dan Aceh Timur. BMKG mengimbau masyarakat di daerah itu waspada terhadap berbagai macam bencana, antara lain tanah longsor, erosi tanah, dan luapan air sungai ke pemukiman sehingga berbahaya bagi aktivitas warga.
“Selalu waspada dan selalu jaga kesehatan karena pada saat ini seluruh wilayah Aceh sudah berada pada musim penghujan,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, masyarakat perlu menghindari sumber air, seperti sungai, waduk, danau dan wilayah rawan longsor apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau hujan dengan durasi yang lama. “Kami juga mengimbau kepada pemerintah dan lembaga-lembaga terkait untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air sudah siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan,” ujarnya.
BMKG menyebut prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Aceh berada kategori rendah, meliputi perairan penyeberangan Banda Aceh-Sabang dan penyeberangan Meulaboh-Sinabang dengan ketinggian antara 0,5-1,5 meter. “Untuk angin umumnya bertiup dari arah timur laut ke barat daya dengan kecepatan berkisar antara 0-10 kilometer per jam atau masih kategori sedang,” ujarnya.
BMKG memprakirakan musim hujan di Aceh bertahan hingga akhir Desember 2024 dan awal Januari 2025, sehingga potensi banjir pada masa itu dalam kategori menengah. (wol/republika/mrz/d1)
Discussion about this post