Waspada.co.id – Indra penglihatan memiliki peran penting untuk perkembangan fisik, sosial, dan kognitif bagi setiap anak. Untuk itu, orangtua perlu sigap dalam menjaga kesehatan mata pada anak mereka.
Founder & Chief Doctor VIO Optical Clinic dr Andri Agus Syah, OD, FPCO, FAAO, FIALVS menjelaskan sebanyak 35-40 persen anak usia sekolah mengalami kelainan refraksi atau gangguan mata minus dan silinder.
“Beberapa gangguan mata yang sering dialami anak-anak adalah kelainan refraksi, amblyopia (mata malas), konjungtivitis serta yang paling banyak adalah myopia, ujar de Andri saat ditemui di VIO Optical Clinic, Kamis (13/6).
Kebanyakan masalah mata pada anak terjadi karena terlalu sering bermain gawai. Menurut dr Andri, bila ingin matanya tetap sehat harus memakai metode Saat mata sudah menatap layar gawai selama 20 menit, maka wajib mengalihkan pandangan ke objek lain selama 20 detik. Obyek yang dilihat sekurangnya berjarak 20 kaki atau enam meter.
“Disarankan anak—anak melakukan aktivitas outdoor 45 menit sampai satu jam agar tidak terpaku pada gawai mereka,” tuturnya.
Dokter Andri menyarankan sebisa mungkin usia di bawah 12 tahun tidak menggunakan gawai untuk aktivitas jarak dekat.
“Televisi sudah cukup, kalau televisi jaraknya lebjh jauh, orang tua bisa mengawasi. Kalau dikasih handphone anaknya pasti menghilang (main), dikasih waktu satu jam pegang hp nggak berasa. Jadi handphone gadget direkomendasikan khususnya handpohone, apalagi anak yang terindikasi minus,” katanya.
Dan yang terpenting adalah melalukan pemeriksaan mata secara dinindan rutin. Dengan pemeriksaan mata secara rutin, ketika ditemui ada gangguan mata bisa segera ditangani.
“Data menunjukan bahwa terdapat peluang 81 persen gangguan penglihatan dapat dihindari jika diagnosis dan diobati sejak dini,” ujarnya.
Untuk pemeriksaan mata sendiri bisa dimulai sejak usia tiga tahun dan bisa dilakukan minimal enam bulan sekali di tempat yang tepat. (wol/okezone/ryp/d2)
Discussion about this post