Mosi Pemakzulan tak Terbendung
SEOUL, Waspada.co.id – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, meminta maaf dan menyesal atas kekacauan yang ia buat dengan menyebutkan darurat militer di negaranya sehingga membuat kegaduhan di masyarakat.
Keputusan kontroversial yang terjadi selama sepekan tersebut kali pertama disampaikan Presiden Yoon di depan umum, Selasa (3/12) malam. Namun anehnya ia cabut enam jam setelahnya lantaran mendapat desakan dari parlemen Korea Selatan.
Dilansir dari laman AFP, Sabtu (7/12), Presiden Yoon mengaku keputusan yang ia ambil menimbulkan kegelisahan dan ketidaknyamanan pada masyarakat. “Saya dengan tulus meminta maaf kepada warga yang sangat tertekan,” ujar Yoon.
Namun, dalam pidatonya Yoon tidak menawarkan pengunduran dirinya sebagai Presiden Korsel. Ia hanya akan mempercayakan segala keputusan pada partainya.
Yoon juga siap menghadapi pemungutan suara pemakzulannya di parlemen yang diperkirakan berlangsung akhir pekan ini.
“Saya serahkan kepada partai kami untuk menstabilkan situasi politik di masa depan, termasuk masa jabatan saya,” tambah Yoon.
Dalam kesempatan yang sama, Yoon juga memastikan bahwa dirinya tak akan memberlakukan darurat militer untuk kedua kalinya.
“Ada rumor bahwa darurat militer akan diberlakukan lagi. Biar saya perjelas, tidak akan pernah ada darurat militer kedua,” sebut Yoon.
Deklarasi darurat militer diumumkan Yoon pada, Selasa (3/12) lalu. Alasannya, ancaman dari Korea Utara dan kekuatan anti-negara.
Penetapan darurat militer ini menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Setelah ditelisik, pengumuman ini muncul lantaran situasi politik yang panas antara Yoon dengan oposisi.
Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol tak Dapat Dihindari
Langkah Presiden Yoon pun dianggap sebagai aksi pemberontakan oleh banyak pihak. Warga kompak mendesak Yoon dimakzulkan dan diselidiki.
Pemimpin Partai Kekuatan Rakyat, Han Dong-hoon, menyatakan pengunduran diri Presiden Korea Selatan itu tidak dapat terelakkan. “Tidak mungkin bagi presiden untuk menjalankan tugas-tugas normalnya. Pengunduran diri lebih awal tidak dapat dihindari,” terang Han.
Parlemen Korea Selatan sendiri rencananya bakal menggelar voting mosi pemakzulan Yoon pada, Sabtu (7/12) malam. Mosi ini diajukan oleh Partai Demokrat bersama lima partai oposisi lain dan satu anggota parlemen independen.
Jika mosi pemakzulan disahkan parlemen, maka wewenang Yoon akan ditangguhkan. Perdana Menteri Han Duck Soo akan mengambil alih tugas-tugas kepresidenan. (wol/afp/d1)
Discussion about this post