MEDAN, Waspada.co.id – Gegap gempita pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto yang digelar di berbagai provinsi dan kabupaten/kota disambut semarak oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Perhelatan ini juga menimbulkan rasa syukur dan sukacita bagi keluarga besar Yayasan Mapel Indonesia.
“Yayasan Mapel Indonesia mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya bapak H Prabowo Subianto dan mas Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029. Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan diberikan limpahan keberkahan kesehatan menjadi pemimpin rakyat menuju Indonesia Emas,” ungkap Ketua Umum Yayasan Mapel Indonesia, Muhammad Yusuf Hanafi Sinaga, Minggu (20/10).
Yusuf menambahkan, Yayasan Mapel Indonesia siap mendukung dan mensukseskan visi misi pak Prabowo dan mas Gibran khususnya dalam dunia pendidikan, kesehatan, adat dan budaya serta pelestarian lingkungan. pihaknya juga akan memberikan kritikan dan masukan untuk suatu kebijakan ke depan, yang mana hal ini dianggap perlu dikaji kembali.
“Kami tau bapak Presiden Prabowo Subianto punya visi misi yang sangat baik juga memiliki keberanian, niat dan motivasi yang kuat untuk memimpin Indonesia menjadi lebih baik. Tentu hal itu perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
“Bagi Yayasan Mapel Indonesia, krisis sosial yang sebenarnya saat ini adalah soal over populasi jumlah penduduk, namun prasarana fasilitas umum, pemukiman, lapangan pekerjaan dan lahan pertanian yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Perlu peran pemimpin yang berani untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya mengelola dan memanfaatkan seluruh sumber daya alam, energi, hutan untuk meningkatkan ekonomi dan memenuhi kebutuhan bangsa dan negara,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Yayasan Mapel Indonesia, Nanang Ardiansyah Lubis menambahkan, pak Prabowa selaku Presiden Republik Indonesia terpilih harus berani mengambil alih lahan perkebunan yang masuk ke dalam kawasan hutan. Berdasarkan kajian yang mereka lakukan bersama, serta data dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ditemukan bahwa ada sekitar 3,37 juta hektare perkebunan sawit beroperasi secara ilegal di kawasan hutan Indonesia.
“Keberadaan perkebunan ilegal ini tidak hanya merusak lingkungan dan merugikan negara, tetapi juga mengancam keberlanjutan industri kelapa sawit yang legal serta berdampak terhadap kesehatan, serta kearifan lokal/tatanan masyarakat adat dan budaya. Negara harus mengambil lahan sawit ilegal, untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara,” imbuhnya.
Yayasan Mapel Indonesia, katanya, akan terus mendukung dan tetap mengawal tujuan mulia serta visi misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 tersebut agar dapat tercapai dan teralisasi. “Mari kita secara bersama-sama selalu saling bergandengan tangan serta tetap bermohon dan berdoa kepada Tuhan YME agar kiranya negeri yang kita cintai ini senantiasa diberkahi-Nya, Aamiin YRA,” tutup Nanang. (wol/mrz/d2)
Editor: Rizki Palepi
Discussion about this post