JAKARTA, WOL – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal TNI Moeldoko mensinyalir pelaku pembunuhan dua anggota TNI di Aceh adalah mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin merasa eksis.
“Ada sempalan lama yang ingin merasa eksis,” kata Panglima di Jakarta, hari ini.
Saat ini, kata dia, TNI dan aparat kepolisian tengah mengidentifikasi pelaku pembunuhan dua anggota anggota intel Komando Distrik Militer (Kodim) 0103/ Aceh Utara, Serda Idra Irawan dan Sertu Hendrianto itu.
“Kami bekerja sama dengan kepolisian. Perintah saya jelas, cari sampai ketemu,” tegas Panglima TNI.
Ia menilai peristiwa pembunuhan itu dilakukan secara sporadis dan tidak secara sistematis. “Semuanya itu dalam konteks pidana. Karena prajurit saya ini tiga kali menemukan ladang ganja di tiga tempat, yakni 15 hektare, 8 hektare dan 1,5 hektare. Kemudian waktu sweeping juga menemukan sabu-sabu. Mungkin mereka sangat terganggu dengan itu,” jelas Moeldoko.
Dari cara pelaku memperlakukan prajurit TNI sangat jelas pesannya, ditembak diberondong dan ditelanjangi. “Itu sebuah pesan yang jelas kepada kita. Untuk itu saya juga akan berikan pesan yang jelas pada mereka,” tegasnya.
Hingga saat ini, TNI dan Polri belum bisa mengungkap penculik dan pembunuh dua anggota unit intel Kodim 0103/Aceh Utara Sertu Indra Irawan dan Serda Hendriyanto.
Walapun aparat telah melakukan perburuan, aparat belum menangkap pelaku pemnembakan disertai pembunuhan tersebut, Namun, dugaan sementara pelaku 17 orang.
“Kami memperkirakan mereka berjumlah 17 orang,” kata Komandan Korem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin, di Makoramil Nisam Antara, hari ini.
Dia membantah adanya kontak tembak selama sepekan pencarian pelaku kejahatan di Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Provinsi Aceh.
“Tidak benar isu itu yang banyak beredar di media sosial dan broadcast. Tidak pernah terjadi kontak tembak,” tegasnya.
Ditambahkan Danrem, upaya pengejaran dan pencarian terhadap kelompok bersenjata pelaku penculikan dan pembunuhan masih terus dilakukan.
Akan tetapi, konsentrasi polisi dan TNI tidak hanya pada upaya pencarian pelaku semata, namun juga fokus menjaga keamanan dan ketenangan rakyat agar tetap merasa aman dan tenteram, katanya.
Danrem juga membantah isu pihaknya melarang masyarakat pergi ke kebun selama proses perburuan penculik dan pembunuh terhadap dua anggota TNI dari Kodim 0103 Aceh Utara.
“Kami tidak melarang masyarakat untuk pergi ke kebunnya. Namun, kami meminta kepada mereka untuk berhati-hati, karena saat ini pihak polisi dan TNI sedang melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang telah mengganggu ketenangan dan ketenteraman,” jelasnya.
Selasa (24/3) lalu, dua personel intel Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara, Provinsi Aceh ditemukan tewas di Desa Batee Pila, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.
Sebelum ditemukan tewas dengan luka tembakan, keduanya bertemu Kepala Mukim Daud di Desa Alue Mbang, Kecamatan Nisam Antara, Senin (23/3). Saat jalan pulang, mereka dihadang dihadang 15 orang kelompok bersenjata laras panjang hingag keduanya ditemukan tewas, Selasa pagi. (data2/wol/antara)
Discussion about this post