WASPADA ONLINE
MEDAN – Dengan alasan meminta uang keamanan parkir bulanan di sebuah Kampus, STIE LMI Jalan Aksara Medan Tembung, Marwan (32) warga Pasar 8 Tembung, Desa Bandar Klippah, Percut Sei Tuan, terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian, hari ini.
Bukan itu saja, dirinya yang sempat mengancam pihak kampus dengan menankut-nakuti keamanan parkiran disitu, terpaksa mendapatkan kekerasan oleh anggota Sabhara yang kebetulan mengetahui aksi tersangka.
Karena tak mau memberikan uang keamanan parkir yang diterakan tersangka dengan dua lembar kertas dari suatu Dinas, tersangka langsung memaki dan mengamuk. Sehingga pihak administrasi yang berada di lantai satu gedung kampus melaporkannya ke atasannya.
“Ia, dia mau meras. Dia gak jelas mau mintain duit apa. Kami jadi ketakutan, karena dia gak dikasih dan kami gak tau main langsung marah sambil memaki. Kami karyawan juga. Karena gak dikasih, dia maksa mau jumpa bos kami, Boru Sitanggang,” kata Imah Siregar, bagian Andministrasi yang datang ingin membuat pengaduannya di Mapolsek Percut Sei Tuan.
Selain Imah Siregar yang datang, turut juga para pegawai dan dosen yang menemaninya ke kantor polisi guna melaporkan peristiwa tersebut.
“Katanya dia sudah 4 kali nagih uang keamanan parkir ditempat kami. Dan katanya, dia resmi dengan menunjukan surat foto copy yang katanya dari Dishub. Dia minta uang parkiran bulanan sebesar Rp650 ribu,” terangnya lagi.
Mengetahui adanya situasi ramai yang dianggap meresahkan warga, seorang anggota shabara Polresta Medan yang melihat kejadian tersebut, mengcekalnya. Namun Marwan sempat melawan dan kukuh kalau dia resmi sudah ada kesepakatan dengan pihak kampus. Tak percaya dengan glagad pria yang berpenampilan preman itu, petugas yang diketahui berinisial L, langsung menyeretnya paksa.
Kisruh itu sempat membuat petugas kewalahan. Karena masih melawan, Marwan terpaksa mendapatkan luka lemparan dikepalanya hingga menyebabkan kepalanya luka.
“Ku tanyak kau dari mana kau gak bisa tunjukan surat tugas mu. Ini kertas Dishub mana dan resmi apa tidak kita juga gak tau. Mana buktinya kalau kau petugas parkir? Jadi kok main, minta-minta dan mengancam gitu apa namanya kalau gak pemerasan ha??,” bentak petugas yang berpangkat Brigadir ini terhadap Marwan, dihadapan SPK Percut.
Sementara, Marwan mengaku bukan melakukan pemerasan, melainkan kebijakan dari kerjasama kedua belah pihak. “Mana ada aku meras. Abang polisi itu aja yang main tangkap dan kasar. Ini kepalaku berdarah, karena dilempar dia pakai batu,” jawab Marwan dengan nada tinggi.
Beberapa jam diperiksa dan perwakilan kampus membuat laporannya, terlihat kedua belah pihak perwakilan antara korban dan tersangka datang ke Polsek dan membahas perdamaian. “Rupanya saling kenal mereka. Ada unsur family juga ternyata. Gak jadi melapor dan hanya salah faham,” ujar polisi Percut.
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, ketika dikonfirmasi, membenarkan prihal perdamaian tersebut. “Keduanya sudah berdamai dan mengaku hanya salah paham. Sekarang sudah kita gak ada persoalan diantara keduanya dan korban tak jadi meneruskan laporannya,” aku Kapolsek.
Editor: SASTROY BANGUN (dat06/wol/Lihavez)
Discussion about this post