
WASPADA ONLINE
MEDAN – Goh Siak Tjoen (79), warga Jalan Tirtosari No.17 H Lingkungan 7, kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung yang menjadi korban perampokan, kini tak dapat berbuat banyak. Di dalam rumahnya yang kecil, korban dan ketiga anaknya yang memiliki keterbelakangan mental, berharap bantuan para dermawan.
Keterangan dihimpun menyebutkan, sampai saat ini, kondisi korban yang sempat berjibaku melawan perampok yang masuk ke rumahnya, terkulai lemas. Dengan kondisinya yang renta, ia dan para relawan yang membatunya selama ini, berharap agar pihak kepolisian mampu menangkap pelaku yang membawa uang perobatan ketiga anaknya sebesar Rp10 juta beserta ampau pemberian dari orang lain yang terletak di dalam tas.
”Korban masih di rumahnya bang. Polisi sudah melakukan pengecekan ke lapangan dan olah TKP ke rumah korban. Mungkin hari ini penyidikan lapangan selesai. Untuk korban kita pantau dan biayai oleh para relawan. Untuk itu, kita berupaya terus menjalin bantuan dana buat korban dan ke tiga anaknya. Karena anaknya setiap hari harus minum obat dan butuh biaya besar. Kalau gak minum obat pil biasanya, anaknya bisa ngamuk,” terang Akwang, salah seorang relawan, siang ini.
Diceritakannya lagi, bapak renta keturunan Tionghoa ini, terus mendapatkan pantauan dari pada relawan dan pemuda setempat. Sayangnya, korban tak begitu peka terhadap bahasa Indonesia apalagi dengan kondisinya yang sudah kurang mendengar. Hal itu membuat warga setempat bahkan para awak media hanya mendengar sepetik rasa sedih yang dirasakan korban.
“Dia fasihnya bahasa Tionghoa, jadi agak susah warga yang berkomunikasi dengan dia (korban). Mudah-mudahan, kondisinya baik- saja. Dan buat anaknya kita kembali bergerak untuk melakukan sumbangan,” harap Akuang.
Sementara tetangga beserta perwakilan dari wihara, A Kui, mengaku kasihan kepada korban. Untuk itu, ia merasa tak sampai hati atas peristiwa yang menimpa korban. Terlebih, A Kui yang sering bertemu korban dan sering mengantar makanan buat korban.
“Saya bukan anak atau keluarga dekatnya. Tapi saya pedulu dengan sesama, apalagi melihat korban yang benar-benar butuh bantuan dan pertolongan. Abang lihat sendirilah, untuk dirinya saja dia diberi makan orang. Apalagi ke 3 anaknya yang memiliki penyakit gini,” pungkas A Kui.
Sementara, dari keterangan pihak kepolisian sejauh ini, sudah memiliki alat bukti dari olah TKP dan diduga pelakunya merupakan masih warga sekitar. “Kita sudah menyelidiki kasusnya. Dari lokasi kejadian, kita menemukan sebuah topi milik pelaku yang tertinggal. Itulah yang kita jadikan alat bukti dan masih kita selidiki. Kita duga, pelakunya merupakan warga sekitar,” jelas Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung.
Editor: SASTROY BANGUN
(wol/Lihavez)
Discussion about this post