MEDAN, WOL – Kontroversi penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Jalan Jamin Gintings Medan, masih terus menjadi perdebatan diantara kalangan. Pihak AU menyebutkan, jatuhnya pesawat barang milik TNI AU ini, saat hendak balik kepangkalan karena adanya sedikit kerusakan pada mesin dan pesawat mengenai antena radio Joy FM 101 FM.
Namun menurut sumber yang enggan disebutkan namanya yang juga masyarakat sekitar Jalan Pales 5 Kelurahan Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan ini, ia melihat pesawat tersebut melintasi areal persawahan dengan kondisi mesin sudah terbakar.
“Waktu aku di sawah, kulihat ada pesawat terbang rendah. Ada asap kulihat di sayapnya,” ucap ibu yang gemar makan sirih ini, kepada Waspada Online, Senin (6/7), seraya menyebutkan setelah itu ia mendengar suara ledakan.
Sesaat suara dentuman itu didengar oleh warga sekitar, didapati 142 korban yang tertimpa puing-puing reruntuhan pesawat maupun bangunan yang ada di sekitar bangkai pesawat. Dari seratusan korban tersebut, kebanyakan dari warga sipil. Sehingga muncul dugaan, pesawat Hercules di komersialisasikan oleh oknum tertentu. Namun, temuan tersebut dibantah keras oleh Ka SAU, Marsekal Agus Supriatna.
“Siapa yang bilang, jangan ngarang-ngarang lah. Kalau ditumpangi keluarga TNI ya boleh. Tapi kalau orang lain ya ndak,” kilahnya, kala itu, Selasa (30/6).
Lebih lanjut Agus Supriatna menjelaskan, terjadinya kecelakaan ini disebabkan adanya masalah di mesin pesawat, sehingga pilot meminta untuk kembali ke pangkalan. “Sepengetahuan saya, pesawat jenis ini biasanya mengalami kerusakan pada mesin ataupun hidroliknya,” pungkasnya.
Disisi lain, masih banyak korban pesawat dari kalangan sipil yang belum teridentifikasi, termasuk pekerja di BS Oukup. Menurut pengakuan Camat Medan Tuntungan, Gelora K Putera Ginting, ke delapan pekerja yang turut tewas tertimpa Hercules C-130 tidak pernah melaporkan ke kantor Lurah Selayang.
“Dari pengelola BS Oukup memang sudah datang ke Kantor Camat untuk melaporkan berapa korban jiwa yang ada di lokasi. Tapi setelah kita periksa, ke delapan korban itu bukan warga Medan Tuntungan. Mereka pendatang dari luar kota, tidak ada surat manda (izin tinggal) yang diajukan ke kita,” ungkapnya Kamis (2/7) lalu. (wol/muhammad rizki)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post