JAKARTA, WOL – Tim Transisi tetap percaya diri menggelar Piala Kemerdekaan gagasan Kemenpora itu. Turnamen akan digelar sesuai waktu yang direncanakan, meski terancam minim peminat dan mendapat kecaman dari pihak PSSI.
Perwakilan Tim Transisi, Cheppy Wartono, mengatakan berapa pun pesertanya, Piala Kemerdekaan akan tetap digelar sesuai jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya.
“Berapa pun klub pesertanya, kami akan tetap jalan sesuai prinsip. Mau 12 atau 14 tim asal memenuhi persyaratan,” tegas Cheppy, Rabu (1/7).
Rencananya, turnamen tersebut akan kick off pada 24 Juli mendatang. Cheppy mengatakan sudah ada 22 klub Divisi Utama yang mengembalikan formulir pendaftaran. Pada 4 dan 5 Juli nanti, akan ada workshop untuk klub-klub calon peserta Piala Kemerdekaan.
“Sebelumnya sudah ada 22 klub yang mengembalikan formulir. Sekarang dalam proses dan akan diserahkan ke BOPI untuk diverifikasi. BOPI juga akan memberikan persyaratan dan klub akan diundang workshop,” tukasnya.
Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, mengatakan turnamen gagasan Kemenpora itu tidak laku. Johar menyebut langkah Kemenpora lewat Tim Transisi telah melanggar keputusan sela PTUN yang menonaktifkan SK Pembekuan PSSI oleh Kemenpora.
“Semua orang tahu tentang putusan sela PTUN. Lalu kenapa Menpora dengan sengaja menabrak putusan pengadilan dengan merestui Tim Transisi mengadakan turnamen Piala Kemerdekaan? Apakah ini bukan lelucon Menpora? Untunglah turnamen ini tidak laku di Jawa Tengah,” tegasnya.
Salah satu klub yang sudah terang-terangan akan mengikuti turnamen Piala Kemerdekaan adalah PSMS Medan. Klub berjuluk Ayam Kinantan ini bahkan telah mendapat dukungan dari sejumlah pihak, termasuk KONI Sumut untuk kembali berprestasi.
“KONI tidak ingin membahas konflik sepakbola nasional. Kami hanya ingin PSMS kembali berprestasi,†ujar Ketua Harian KONI Sumut, John Ismadi Lubis, saat menerima audiensi pengurus baru PSMS Medan di Kantor KONI Sumut, kemarin.
Sekum PSMS Medan, Drs Azam Nasution MAP, mengatakan tanpa memandang kisruh PSSI dan Menpora, Ayam Kinantan butuh kompetisi. Jadi klub harusnya jangan disangkut-pautkan dengan konflik Menpora dan PSSI.
“Kami tidak ingin menentang federasi (PSSI), tapi kami butuh kompetisi. PSSI harusnya melihat hal ini dalam konteks pembinaan,†ucap Azam. (wol/goal/data2)
Editor: AUSTIN TUMENGKOL
Discussion about this post