MEDAN, WOL– Masih lemahnya pertumbuhan di beberapa sektor industri ternyata berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Terlihat pada kuartal pertama 2016,Sejumlah komoditi juga alami pelemahan. Sehingga pasar komoditi masih wait and see dalam beberapa jangka waktu ini. Selain itu, pasar mulai menghawatirkan kondisi negara China yang merupakan negara dengan pertumbuhan besar kedua dunia.
Azhar Fauzi Noor sebagai Riset dan Edukasi Monex Medan kepada Waspada Online, Jumat (29/1) mengatakan, harga minyak awal tahun ini memang masih menurun, sehingga pasar masih lemah untuk berkutat didalam pergerakannya. Kita akan lihat untuk tiga bulan kedepan sejauh mana pergerakan tersebut.
“Negara China dan Timur Tengah sangat mempengaruhi harga emas dan minyak kemungkinan disusul dengan kenaikan suku bunga dalam jangka bertahap. Dua kondisi ini di awal tahun menyebabkan gejolak baru pada pasar harga komoditas.,†ungkapnya.
Terlihat saat ini pergerakan mulai berkurang, walau tampak tiap awal tahun selalu adanya penurunan pergerakan pasar komoditas, tetapi untuk pasar emas saya lihat pelan pelan akan bisa naik.
Sedangkan harga minyak masih jauh untuk meningkat, namun harapan Azhar setidaknya tidak melambat.
Dapat dilihat dari pasar pasar saham yang masih mampu bertahan untuk komoditas seperti minyak. “Bahkan Iran berencana menaikkan jumlah produksi sehingga makin membahayakan stabilitas harga dimasa depan,†ujarnya.
Jika tren penurunan minyak terus berlanjut, maka harga CPO kemungkinan tertekan, Namun jangan terlalu khawatir untuk naik turunnya harga dipasar komoditas, sebab kita akan terus pantau perdetik harga komoditas,†pungkasnya. (wol/eko/data2)
Discussion about this post