MEDAN, WOL – Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) boleh jadi merupakan momok menakutkan bagi rakyat Indonesia saat ini. Namun hal itu tak perlu dikhawatirkan karena inilah saatnya, Indonesia bisa membuktikan kesiapan dan kekuatan strategi ekonomi dihadapan negara asing, yang mana 2016 ini MEA sudah mulai berjalan. Produk-produk hasil hasil luar negeri bakal membanjiri pasar tanah air.
Dengan formulasi mengedepankan ekomoni menengah ke bawah, Samtari Global Indonesia (SGI), sebuah perusahaan E-commerce network business yang telah sukses membentuk berbagai unit bidang bisnis bertekad membantu setiap pelaku bisnis jaringan menjadi seoarang network builder yang profesional dalam bersikap, berkarakter dan mental yang kuat sehingga bisa membangun kerajaan bisnis yang sukses dan solid.
Founder SGI Group, Hendro Widjaya dalam presentasenya mengemukakan, ada empat fase perkembangan ekonomi dari peradaban manusia yang berjalan saat ini. Cikal bakal kehidupan ekonomi manusia diawali dengan era agraria yang dimulai pada abad 18, dimana orang yang memiliki lahan (tanah) untuk bercocok tanam, maka dialah yang akan berhasil.
“Era yang kedua adalah Industri yang dimulai pada abad 19, dimana revolusi mesin menjadi tulang punggung ekonomi dunia. Di era ini, siapa yang menguasai pasar akan berhasil,” ungkap Hendro dalam sebuah seminar pengembangan bisnis, di Royal Residence Jalam Palang Merah Medan, Minggu (28/2).
Fase yang ketiga, kata Hendro, adalah fase informasi yang dimulai pada abad 20. “Di era ini, perkembangan informasi berjalan sangat pesat, yaitu media massa seperti koran, elektronik dan media internet menjadi pusat informasi dunia. Disini siapa yang menguasai media akan menjadi pemenangnya,” kata Hendro di hadapan seratus orang peserta seminar.
“Dan yang keempat adalah era konseptual, siapa yang memiliki keunikan dan kelebihan serta ide kreatif akan menjadi pemenangnya. Lantas di era manakah kita sekarang berada? Kita saat ini hidup di era informasi menuju era konseptual. Dimana dulu kita mengenal Nokia sebagai raja handphone yang sekarang sudah tergerus perubahan teknomogi informasi. Dimana Samsung kini menjelma menjadi pemenangnya, yang dulunya merek ini telah melengkapi segala bentuk kelebihan. Samsung bukan sekedar handphone, tapi juga dilengkapi teknologi informasi,” katanya.
Hendro mengingatkan, jika dalam era ini manusia tidak mengambil sikap perubahan maka manusia tidak akan pernah berubah selamanya. “Kita akan tersingkir. Dulu ada namanya Friendster, yang sekarang seolah dikalahkan dengan adanya Faceebook, Twetter, Alibaba, Bukalapak, Go-Jek. Semua ini adalah perusahaan-perusaan ber-basic teknologi informasi,” ungkap Hendro, disambut tepuk tangan peserta seminar.
Diungkapkannya, saat ini semua negara Asean termasuk Indonesia sedang menghadapi masuknya tenaga kerja dan produk asing dalam program ekonomi dunia ayng disebut MEA. “Kita seolah takut menghadapi MEA. Padahal sejak dahulu kita memang sudah dibanjiri produk luar negeri. Semua yang kita gunakan saat ini adalah produk asing. Makanan siap saji, air mineral, handphone, pusat perbelanjaan, bahkan rokok yang kita nikmati pun adalah milik perusahaan asing. Lantas kapan kita gunakan produk dalam negeri?” ungkapnya lagi.
“Kini giliran kita yang harus menguasai negeri kita sendiri, plus kita kuasai asing! Kita kuasai produk lokal dan internasional. Saatnya kita mengharumkan nama baik Indonesia. Cintailah produk-produk Indonesia. Kita punya sumber daya alam dan tenaga yang sangat banyak. Kita punya modal yang sangat besar, yakni; budaya, suku dan agama. Keragaman budaya kita tak ada duanya. Jadilah tuan rumah di negeri sendiri, yang mampu mengendalikan asing,” tegas Hendro.
SGI Group yang mulai berkiprah dengan produk madu murni di tahun 2010 ini perlahan namun pasti telah menjadi perusaan multibisnis yang telah meraih penghargaan demi penghargaan. SGI saat ini fokus di pasar Indonesia dan membangun banyak perusahaan di bawah naungan SGI Group Holding Company.
“Saya mengajak pelaku bisnis kecil dan UMKM menjadi pemegang saham di perusahaan ini, bukan hanya jadi penonton tapi menjadi pemain. Kita bangun pasar Indonesia. Menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Memalui SGI, saya ingin memberi kontribusi untuk membangun visi misi membangun ekonomi Indonesia lebih baik. Bagaimana kita mengajak leader dan networker untuk menjadi bagian dari pemegang saham dan mencapai sukses bersama di berbagai ekspansi bisnis,” jelas Hendro.
Di penghujung presentasenya, Hendro juga mengungkap rahasia formulasi kerajaan bisnisnya dengan perhitungan dan target waktu yang cukup singkat, pemodal yang akan bergabung dapat meraup laba hingga ratusan juta rupiah bahkan miliaran. Jumlah modal yang terbatas namun hasilnya fantastis. (wol/ags/data1)
Discussion about this post