MEDAN, WOL – Dalam budaya Etnis Tionghoa, selain merayakan Imlek, sejumlah umat Budha juga melakukan tradisi Thi Kong atau yang biasa disebut dengan sembahyang tebu yang dilakukan hari kesembilan Imlek setiap tahunnya.
Dan hari ini, terlihat seorang pedagang tebu musiman sedang melayani warga Tionghoa yang membeli tebu kuning di Pasar Ramai Jalan Asia Medan, untuk digunakan ritual sembahyang yang dilakukan sekira pukul 00.00 WIB malam ini.
“Kita jual tebu ini musiman, setiap tahun sekali tepatnya pas perayaan tradisi sembahyang tebu. Harga untuk tebu ini, kita jual dengan Rp30 ribu per pasangnya,” ungkap Rifa salah seorang pedagang tebu kuning kepada Waspada Online, Senin (15/2).
“Kita jual baru hari ini dan tahun ini agak sepi yang beli bang. Makannya kita cuma jual 8 pasang tebu aja. Tebu kuning ini juga kita ambil dari agen, lalu diantarnya kemari, bukan punya sendiri,” tuturnya.
Di tempat sama, Erni salah seorang warga Tionghoa mengatakan setiap tahun selalu melakukan tradisi sembahyang tebu yang dilakukan pada pukul 00.00 WIB malam nanti, tepatnya memasuki hari ke sembilan Perayaan Imlek.
“Iya, kita memang selalu beli tebu kuning untuk ritual sembahyang tebu, dan nanti tebunya ini biasanya diletakkan di sisi kanan dan kiri tempat sembahyang. Tradisi ini sudah dilakukan sejak turun-temurun oleh sebagian warga Tionghoa, harapanya tahun ini bisa menjadi tahun yang membawa rezeki dan berkah,” tutupnya.(wol/eko/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post