MEDAN, WOL – Dalam menyikapi tantangan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Pemko Medan melakukan berbagai langkah dan upaya baik dari sisi dukungan kebijakan kelembagaan maupun anggaran. Salah satunya dengan melakukan pengamanan pasar produk lokal melalui sosialisasi penggunaan produk lokal sehingga peningkatan kualitas dan mutu produk serta kapasitas UMKM.
Kemudian penguatan daya saing kota melalui pengembangan infrastruktur dan suprastruktur, menciptakan iklim usaha yang ramah bagi investor hingga peningkatan efisiensi perdagangan lokal melalui revitalisasi pasar.
Demikian disampaikan Wali Kota Medan, Drs H T Dzulmi Eldin S Msi ketika menghadiri Sosialisasi Tentang Kesiapan dan Daya Saing Daerah Dalam Kerangka Kerja Sama MEA yang digelar Badan Kerjasama Parlemen DPD RI di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota, Jumat (4/3).
Dikatakan Eldin, ada beberapa tantangan yang dihadapi Kota Medan dalam pemberlakuan MEA, pertama, akselerasi kesiapan infrastruktur yang kurang baik dibanding negara tetangga baik infrastruktur jalan, pelabuhan laut maupun pelabuhan Udara. Kedua, persaingan ketersediaan energi dan listrik dan konektivitas. Keterbatasan ini menyebabkan produktivitas dan daya saing kota Medan menjadi cenderung melemah.
Lalu yang ketiga bilang Eldin, masih terkonsentrasinya industri pengolahan Indonesia di Pulau Jawa. Penyebaran industri manufaktur yang 72% berada di Pulau Jawa berpotensi pada ketidak seimbangan laju pertumbuhan dan pembangunan domestic. Yang keempat, masih terbatasnya kemampuan UMKM, terutama dalam hal permodalan, kreativitas hingga pemasaran.
â€Sedangkan yang kelima, kecenderungan defisit nilai perdagangan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Impor tersebut didominasi bahan baku penolong, sedangkan ekspor Kota Medan hanya merupakan bahan mentah,†ungkapnya.
Sementara itu Ketua BKSP DPD RI, A.M Iqbal Parewangi, berharap dalam era MEA ini, masyarakat harus dipahami dengan baik, sebab MEA merupakan momentum strategis untuk mengkonsolidadikan seluruh potensi positif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Oleh karena itu kegelisahan mereka adalah seberapa mampu dan mau Presiden RI, Joko Widodo untuk memanfaatkan secara maksimal momentum MEA ini.
“Saat ini kemauan Presiden masih sama-sama. Seharusnya Presiden bisa memanfaatkan momentum strategis MEA ini untuk mengkonsolidasikan seluruh kekuatan di seluruh daerah di Indonesia, kalau dikatakan Bangsa ini mampu untuk berkompetisi,” kata Iqbal.
Sedangkan anggota DPD RI asal Sumut, Parlindungan Purba, menambahkan tujuan diadakan sosialisasi ini juga untuk memberikan semangat kepada daerah yang harus ada daerah incorporated, artinya Sumut Incorporated dalam hal ini yakni provinsi Sumut merupakan daerah yang strategis karena paling dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapore dan Thailand.(wol)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post