MEDAN, WOL– Triwulan I 2016, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan Sumatera Utara tercatat sebesar Rp187,2 triliun, tumbuh 4,9% (yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 3,4% (yoy). Peningkatan pertumbuhan DPK terjadi baik di perbankan konvensional maupun syariah.
Kepala Perwakilan BI, Sumut,,Difi A Johansyah mengatakan, peningkatan pertumbuhan DPK terjadi pada seluruh komponen, baik giro, tabungan maupun deposito. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tabungan, diikuti oleh deposito dan giro, masing-masing tumbuh sebesar 7,8%, 3,2% dan 3,2% (yoy).
“Pangsa DPK terbesar masih didominasi oleh deposito senilai Rp85,9 triliun (46,3% dari total DPK) dengan kecenderungan yang meningkat, di tengah penurunan suku bunga deposito dan dimana meningkatnya pertumbuhan DPK sesuai dengan polanya, setelah tingginya aktivitas konsumsi masyarakat pada triwulan lalu terkait hari besar keagamaan,” tuturnya kepada Waspada Online, Rabu (15/6).
Hal ini seiring dengan meningkatnya optimisme masyarakat terkait membaiknya harga komoditas. Optimisme masyarakat juga tercermin dari menurunnya pangsa tabungan sementara pangsa giro meningkat, yang mengindikasikan peningkatan pencadangan dana untuk kebutuhan bisnis.
“Peningkatan giro itu imbuh dia, terutama bersumber dari meningkatnya saldo giro pemerintah di bank umum seiring dengan masih terbatasnya proyek-proyek infrastruktur sesuai dengan polanya, yang didukung pula oleh peningkatan suku bunga giro sementara suku bunga tabungan menurun,”katanya.
“Dominasi deposito yang mencapai hingga 45,9% dari komposisi DPK, mempengaruhi pertumbuhan DPK secara keseluruhan dan untuk posisi kredit pada triwulan I 2016 tercatat sebesar Rp173,0 triliun atau menunjukkan sedikit penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Kredit perbankan tumbuh 3,5% (yoy), menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,4% (yoy).â€
“Secara umum perbankan dalam menyalurkan kredit cenderung prosiklikal mengikuti siklus ekonomi. Ekspektasi perlambatan ekonomi biasanya diikuti dengan perlambatan penyaluran kredit, dan sebaliknya,†ungkapnya.
“Melambatnya penyaluran kredit juga terjadi pada level nasional. Meskipun secara agregat kredit perbankan mengalami penurunan, namun pembiayaan berbasis syariah meningkat 8,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujarnya.
“Kondisi ini mengindikasikan bahwa potensi pengembangan perbankan syariah di Sumatera Utara masih sangat besar,â€tutupnya.(wol/eko)
Discussion about this post