MEDAN, WOL – Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Polisi Raden Budi Winarso, mengecek nama alat dan fungsi peralatan jajaran Polda Sumut di Lapangan Brimobdasu Jalan KH Wahid Hasim, Medan, Selasa (13/9).
Mantan Kepala Divisi (Kadiv) Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri ini bahkan menguji satu persatu peralatan pasukannya. Dari sejumlah alat, beberapa diantaranya sudah rusak seperti mobil penerangan, mobil derek (belum mahir menggunakan) dan mobil kendaraan taktis (rantis).
Para personil yang mengendalikan peralatan tersebut hanya bisa terdiam saat Kapolda meminta untuk mengujinya. “Coba dulu,” kata Kapolda kepada anggotanya. Sambil menjawab dengan kata Siap! personil tersebut kemudian mencobanya.
“Mengapa plat kendaraan ini lepas-lepas? Jangan-jangan mobil ini sering berganti plat menjadi plat hitam (pribadi), hidroliknya berfungsi gak? Kemana satu lagi mobil ini?,” tanya Jenderal Bintang Dua tersebut.
Mendengar ucapan Kapolda itu, sejumlah pejabat yang mendampinginya hanya bisa terdiam dan menjawab. “Siap jenderal! Sedang digunakan Kapolresta Medan Pak,” tutur pejabat tersebut. Mendengar itu, Kapolda kembali bertanya. “Jangan-jangan dua unit mobil yang bantuan dari Wali Kota Medan itu digunakan Kapolres dan Wakapolres ya?” ungkapnya.
Setelah melakukan inspeksi dan pemeriksaan kesiapan alat dan pasukannya. Kapolda langsung memerintahkan agar anggotanya latihan minimal sekali dalam seminggu dan belajar kembali menggunakan alatnya.
“Dari sini kelihatan, kesiapan pasukan untuk mengantisiasi adanya bencana alam yang tidak terduga itu belum siap. Saya perintahkan, seluruh jajaran untuk melakukan latihan minimal sekali dalam seminggu, rawat dan peajarilah alat-alat ini, sebab alat secanggih ini diadakan bukan untuk dipajang tetapi digunakan. Mohon maaf ya, mengapa pasukan TNI selalu siap? Itu karena mereka terus dan selalu latihan, makanya mereka lebih sigap dari kita, “ungkap dia di hadapan pejabat utama dan pasukannya.
Apalagi, sambung dia, banyak diantara pejabat utama Polda Sumut yang tidak mengerti, tidak tau nama alat, fungsi dan kegunaanya. “Saya mau kritik, rekan-rekan saya pejabat utama banyak yang tidak mengerti, tidak tau nama alat dan fungsi peralatan itu sendiri. Bagaimana kita bisa mengantisipasi bila terjadi bencana yang datang sewaktu-waktu? Kita bukan dukun, kita juga bukan peramal oleh karenanya kita harus siap,” ujarnya.
Selain itu, Kapolda juga menyayangkan daya tarik dan kapasitas mobil derek milik Shabara Polda Sumut yang terlalu kecil. Sehingga, bila suatu ketika ada mobil yang jatuh ke dalam jurang mobil derek tersebut tidak akan mampu menarik.
“Mobil dereknya sangat kecil, bagaimana mungkin perelatan demikian bisa menarik beban dengan berat empat ton? yang ada justru mobil itu masuk ke dalam jurang. Kalau bisa, mobilnya harus besar,” sebut dia.
Pada kesempatan itu, AKABRI tahun 1982 ini mengaku, tau persis bagaimana personil Shabara. Karena beberapa tahun sebelum menjadi Kapolda dirinya pernah bertugas di Shabara. “Saya empat tahun di Shabara, jadi saya tau persis. Banyak diantara mobil ini masih mobil lama. Pemberian dari Pak JK, itu saat saya masih personil Shabara,” bebernya.
Kabid Humas Polda Sumut, Komisaris Besar (Kombes) Pol Rina Sari Ginting mengakui adanya pejabat utama yang tidak mengetahui perlengkapan alat dan fungsinya. “Iya memang,” katanya singkat.
Sementara itu, Komandan Satuan (Dansat) Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut, Kombes Pol Zulfikar, juga mengakui ada kecerobohan yang dilakukan anggotanya. “Ada memang kecerobohan yang kita lakukan, saat alat itu digunakan di Belawan beberapa waktu lalu. Baterai akinya rusak, tetapi hanya itu,” tukasnya.(wol/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post