MEDAN, WOL – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumut, Difi Ahmad Johansyah, mengatakan Sumut seharusnya tidak boleh terlalu bergantung pada komoditas untuk kemajuan perekonomiannya.
Melihat kondisi perekonomian Sumatera Utara (Sumut) terlalu bergantung kepada komoditas. Sehingga jika harga komoditas ini tak bersahabat, maka akan langsung berpengaruh terhadap perekonomian Sumut.
“Kita melihat di Sumatera Utara produksi yang terbesar itu komoditas pertanian sawit, karet, kemudian holtikultura,†tuturnya kepada Waspada Online, Kamis (10/11) di sela-sela Penandatangan Kesepakatan Bersama Pemkab Deliserdang dengan Bank Indonesia wilayah Sumut tentang pengembangan ekonomi daerah.
“Diversifikasi ekonomi harus dilakukan, jangan hanya mengandalkan satu komoditas, karena yang menyerap komoditas sawit dan karet ini hanya Tiongkok, dulu ada India. Nah, kalau mereka turunkan harganya, ya turunlah perekonomian di Sumut,†terang Difi.
Dijelaskan, BI Sumut menempatkan diri sebagai mitra untuk kemajuan ekonomi daerah. Apalagi BI sekarang sudah banyak masuk ke sektor ril.
“Jadi, kita bisa bekerjasama bukan hanya dalam pengembangan UMKM. Kami ada ahli-ahli pertanian, pengelola UMKM. Ini bisa dimanfaatkan untuk memajukan ekonomi. Kami bisa mempraktekkannya di lapangan, dimana bisa bermanfaat buat masyarakat,†ungkapnya.
Apalagi sekarang ini beberapa pemerintah daerah sudah mulai berencana menerapkan sistem e-goverment. Sistem ini menunjukkan banyaknya kemajuan dan tanda untuk menuju smart city. BI Sumut juga siap untuk menjadi mitra pemerintah guna mendukung programnya memajukan ekonomi.
“Di sini kita dukung e-goverment untuk smart city. Dengan begitu, kita yakin perekonomian di daerah akan juga maju, dan memberikan kontribusi yang kuat untuk mendukung perekonomian di Sumatera Utara,†terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Pemkab Deliserdang, Syarifah Alawiyah, mengatakan dalam Undang-Undang No 18/2012, ketahanan pangan harus terpenuhi bagi negara sampai perorangan. Kondisi lahan untuk ketahanan pangan di Deliserdang sangat mendukung.
“Berdasarkan data dimana untuk lahan pertanian seluas 208.887 hektar. Di antaranya untuk lahan sawah seluas 40.899 ha, bukan sawah 48.123 ha dan lahan bukan pertanian seluas 40.885,†tukasnya.(wol/eko/data1)
Editor: SASTROY BANGUN
Discussion about this post